Virus Corona Jateng
Dampak Virus Corona, Tersisa 20% Karyawan Bisnis Perhotelan di Jateng yang Bekerja
Sejumlah hotel di Semarang memutuskan menutup sementara opeasionalnya. Keputusan penutupan sementara itu diambil kerena imbas virus corona atau Covid
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah hotel di Semarang memutuskan menutup sementara opeasionalnya.
Keputusan penutupan sementara itu diambil kerena imbas virus corona atau Covid-19.
Pasalnya karena Covid-19 tingkat hunian sejumlah hotel anjlok.
• Kisah Pilu Tukang Urut yang Ambruk di Jalan Diduga Corona, Ini Kejadian Beberapa Hari sebelumnya
• Setelah 14 Tahun Konflik, Betharia Sonata Menangis Ceritakan Alasannya Minta Maaf pada Willy Dozan
• Benarkah Cuaca Panas Bikin Virus Corona Mati? Ini Penjelasan IDI
• Viral Pria di Solo Bagi-bagi Sembako Kendarai Sedan Mewah, Tukang Becak: Alhamdulillah Pas Sepi
Seperti Citradream Hotel Semarang, manajemen hotel bintang 2 itu menghentikan sementara operasional hotelnya.
Menurut Vincentia Litha, Sales Executive Citradream Hotel Semarang, manajemen memutuskan menghentikan operasional semantara selama satu bulan.
"Efektif sejak 30 Maret hingga 30 April hotel tidak menerima tamu karena manajeman menghentikan sementara operasional hotel," katanya, beberapa waktu lalu.
Dilanjutkannya, tidak hanya Citradream di Kota Semarang, empat cabang lainya juga melaku hal serupa.
"Cabang di Yogyakarta, Bintaro, Bandung dan Cirebon juga ditutup sementara operasionalnya," paparnya.
Adapun menurut Heri Kristanto, Sekertaris Indonesian Hotel General Manager (IHGM) DPD Jateng, temporary close mau tak mau dilakukan sejumlah hotel karena lesunya indsutri perhotelan.
"Di Jateng sendiri sudah ada 6 hotel yang melakukan temporary close.
Sementara yang lain masih bertahan, meski harus merumahkan karyawannya," paparnya, kepada Tribunjateng.com, Jumat (3/4/2020).
Heri menjelaskan, di Jateng karyawan yang masih bekerja di industri perhotalan hanya di angka 20 persen.
"Kalau total keseluruhan bisa ribuan, data dari asosiasi yang bekerja di tengah wabah Covid-19 hanya 20 persen," ucapnya.
Menurutnya, dalam kondisi serba tak menentu setiap hotel mengambil kebijakan untuk menyelamatkan bisnisnya.
"Maka dari itu penghematan dilakukan, Covid-19 benar-benar menghancurkan industri perhotelan," imbuhnya.