Wabah virus Corona
Dokter dan Perawat Trauma Ratusan Rekannya Meninggal karena Corona: Kami Bertanya Siapa Berikutnya
Dokter dan Perawat Trauma Ratusan Rekannya Meninggal karena Corona: Kami Bertanya Siapa Berikutnya
Dokter dan Perawat Trauma Ratusan Rekannya Meninggal karena Corona: Kami Bertanya Siapa Berikutnya
Ini Kisah sedih petugas kesehatan di Italia
TRIBUNJATENG.COM - Para dokter dan perawat di Italia mengalami trauma setelah lebih dari 100 rekan sejawat mereka meninggal karena virus corona.
Di tengah duka yang dirasakan, tim medis berusaha tetap bertugas secara profesional setelah banyak kolega mereka terpapar dan harus dikarantina.
Lebih dari 12.000 pekerja kesehatan di Italia positif terinfeksi virus corona, seperti dilaporkan Sky News Senin (6/4/2020).
• Konveksi di Kebutuhjurang Banjarnegara Banting Setir Buat APD karena Wabah Virus Corona
• Update Terkini Pasien Corona di Semarang Bikin Prihatin, Wali Kota Hendi: Jangan Ngeyel
• Terungkap, Pihak Keluarga yang Pertama Laporkan Syekh Puji Nikahi Bocah 7 Tahun, KPA: Ada Sakit Hati
• Kabar Gembira di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Umumkan Aturan Tentang THR, Simak Selengkapya
Di salah satu rumah sakit di Brescia, kawasan Lombardy, lebih dari 300 staf medis di sana terpapar virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.
Wali Kota Emilio Del Bono meminta bantuan setelah ruang perawatan intensif Spedali Civili harus dikosongkan.
Sebab, mereka kekurangan staf yang sehat.
Kepada Sky News, Direktur Unit Penyakit Menular Spedali Civili, Profesor Francesco Castelli, mengungkapkan tekanan psikologis yang mereka terima.
"Kami sampai bertanya siapa berikutnya (terinfeksi).
Tentu saja ini berpengaruh karena selain kolega, kami juga teman," kata Castelli.
Salah satu tekanan yang diungkapkan Castelli, pekerja medis begitu takut jika menularkannya ke keluarga ketika mengisolasi diri di rumah.
Castelli menuturkan, mereka terpaksa terisolasi di rumah selama satu bulan karnea takut jika ada keluarganya yang sampai terpapar.
"Jika Anda menyatukannya, beban kerja, rasa lelah, capek yang kami alami, tentu ini menguras psikologi kami," papar Profesor Castelli.
Laporan Sky News kemudian beralih ke satu dari rumah sakit yang khusus difokuskan bagi penanganan Covid-19 di ibu kota Italia, Roma.