Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mahasiswa Biologi UPGRIS Ciptakan Hand Sanitizer Berbahan Kulit Kacang Tanah

Mahasiswa Upgris cetuskan pembuatan produk hand sanitizer yang dia beri nama Santik Kana. Produk ini berbahan ekstrak kacang tanah

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: m nur huda
Istimewa
Birizki Arfianto (tengah) dan tim menunjukan produk Sabun Antiseptik Kulit Kacang Tanah yang sudah mendapatkan izin dari Balai Laboratorium Kesehatan dan alat Pengujian Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah pandemik virus corona atau covid-19, beberapa mahasiswa Universitas PGRI Semarang (Upgris) tergerak untuk membantu upaya pencegahan penyebaran lebih luas.

Banyak upaya yang terus dilakukan oleh pihak kampus terkait pencegahan penyebaran virus corona.

Upaya itu di antaranya adanya Tim Satuan Tugas Pencegahan virus corona, penyemprotan desinfektan di semua lingkungan kampus, penyedian hand sanitizer di semua sudut kampus, hingga sebaran poster himbauan cegah virus corona.

Viral Ojol 59 Tahun Antar Penumpang Purwokerto-Solo Sejauh 230 Km, Tertipu hanya Ditinggali Sandal

Mulai Besok Jalan di Kota Semarang yang Ditutup Bakal Ditambah Lagi, Ini Titiknya

Dibully di Medsos, Yasonna: Bahasanya Jauh dari Adab Ketimuran, Sangat Mundur

Di Kelurahan, Ojol yang Ditipu saat Antar Penumpang Purwokerto-Solo Kaget: Sudah Banyak Ojol Lain

BREAKING NEWS: Seorang Santri Positif Corona di Kendal, Kini Dirawat di Rumah Sakit Rujukan

Birizki Arfianto, mahasiswa Pendidikan Biologi satu di antara pencetus awal pembuatan produk hand sanitizer yang dia beri nama Santik Kana.

Produk itu merupakan hand sanitizer hasil penelitian pengembangan sebelumnya dari sabun cuci tangan, lalu untuk sekarang ini produk disesuaikan dengan kebutuhan pasar yaitu praktis, bermanfaat, dan harganya terjangkau.

Produk ini merupakan binaan dari inkubator bisnis Upgris dalam satu tahun ini, dan sedang mengikuti kegiatan pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Tahun 2020 dengan anggaran Rp 500 juta.

Birizki menemukan ide awal berdasarkan permasalahan di masyarakat, yaitu melimpahnya bahan baku kulit kacang tanah yang memiliki kandungan antibakteri sekitar 70% adalah flavonoid.

“Berdasarkan permasalahan kebutuhan cairan pembersih tangan untuk menjaga kebersihan tangan dari kuman penyebab penyakit, maka kami membuat hand sanitizer dengan komposisi: alkohol, ekstrak kacang, ekstrak sereh, dan jeruk nipis."

"Untuk jeruk nipis sebagai pewangi dan aloevera sebagai pelembab dan pelembut yang memiliki kandungan H2O2 dan Aquades."

"Berdasarkan uji produk, hand sanitizer ini memiliki aktivitas membunuh bakteri e-coli dan S aureus, serta mampu membunuh kuman penyebab penyakit,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jateng, Senin (6/4/2020) siang.

Dia berharapa Santik Kana mampu tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang menjual hand sanitizer. Kepada Tribun Jateng, Bririzki mengharapkan bisa bekerja sama dengan inkubator bisnis Upgris.

"Untuk adanya pandemik ini harapan kami, produk Santik Kana dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat agar meminimalisir penularan covid-19. Hal itu bisa di lakukan dengan rajin menggunakan hand sanitizer ketika berpergian maupun berada di rumah," ucapnya.

Dia merekomendasikan penggunaan hand sanitizer adalah setiap 3 jam sekali, supaya tangan tetap bersih.

"Untuk saat ini, produk sudah menjangkau Jawa Barat, Jawa Tengah dan, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi 200 liter/minggu. Semoga kami dapat terus supply produk dan yang pasti harga tetap terjangkau bagi masyarakat serta memberikan manfaat dan kepraktisan," ucapnya.

Terpisah, Rektor Upgris, Dr Muhdi menyampaikan rasa bangga dengan produk atau temuan mahasiswa yang peduli terhadap keresahan masyarakat terkait wabah virus corona.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved