Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

2.500 Sopir Angkot di Kota Semarang Terancam Kehilangan Penghasilan karena Virus Corona

Ribuan awak angkutan umum di Kota Semaramg terancam tak mendapatkan penghasilan.

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
Tribun Jateng/Daniel Ari Purnomo
ILUSTRASI - Puluhan pengemudi angkutan kota (Angkot) Paguyuban C10 (Johar-Banyumanik) berkumpul di kawasan Jalan Setiabudi, Sumurbroto, Banyumanik, Rabu (8/3/2017) pagi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ribuan awak angkutan umum di Kota Semaramg terancam tak mendapatkan penghasilan.

Hal itu dikarenakan wabah virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan anjloknya pengguna transportasi umum.

Data dari Organda Kota Semarang, terdapat 955 awak kendaraan angkutan umum yang terdampak Covid-19.

BREAKING NEWS: Glenn Fredly Meninggal Dunia dalam Usia 44 Tahun

Kisah Pilu Petani Salak di Banjarnegara, Biarkan Buah Membusuk karena Tak Ada Pembeli

Detik-detik Jerit Kesedihan Ratusan Pegawai Ramayana Depok Pecah saat Tahu Kena PHK, Videonya Viral

UPDATE: 10 Pasien Positif Corona di Kota Semarang Sembuh

Jumlah itu terbagi dari awak Bus Rapid Transit (BRT), angkutan barang, bus pariwisata, bus penumpang dan taksi konvensional.

Total awak itu belum ditambah dengan jumlah pengemudi angkutan umum perkotaan (angkot).

Dijelaskan Bambang Pranoto Purnomo, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Semarang, jumlah pengemudi angkot di Kota Semarang sekitar 2.500 orang.

"Semua terdampak Covid-19, dan mereka tidak bekerja.

Khusus bus pariwisata berhenti beroprasi, sedangkan taksi mulai ditinggalkan, angkot pun tinggal 800 pengemudi yang masih beroprasi," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (8/4/2020).

Dilanjutkan Bambang, karena Covid-19 banyak awak kendaraan angkutan umum berteriak menyampaikan keluh kesahnya.

"Karena situasi seperti ini, mereka terancam tidak berpenghasilan, padahal ada keluarga yang harus dicukupi," terangnya.

Bambang mengakatakan di tengah situasi sulit, pemerintah tidak memperhatikan nasib awak kendaraan angkutan umum.

"Ironis memang, karena sampai sekarang ribuan awak kendaraan angkutan umum tidak disentuh pemerintah," paparnya.

Secara tegas Bambang menyatakan, pemerintah membedakan awak angkutan konvensional dengan daring.

"Kok malah awak angkutan berbasis aplikasi diberikan santunan baik sembako dan lainnya, sedangkan yang benar-benar mengikuti regulasi dibiarkan tanpa di sentuh sama sekali," ucapnya.

Diakuinya, beberapa hari lalu Dinsos dan Kepolisian meminta data ke Organda terkait jumlah awak angkutan umum.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved