Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Bukan dari China, Peneliti Ungkap Darimana Asal Virus Corona yang Menyebar di Kota New York

Temuan ini juga terkait dengan serentetan kasus pneumonia misterius yang ditangani dokter di New York, sebelum pengujian skala besar digelar

Editor: muslimah
SHAWN THEW/EPA-EFE
Petugas medis memandu pengendara mobil di stasiun tes Covid-19 drive-thru di Arlington, Virginia, Amerika Serikat (AS), pada 19 Maret 2020. Layanan drive-thru ini dijalankan oleh Virginia Hospital Center and Arlington Country. 

Bukan dari China, Peneliti Ungkap Darimana Asal Virus Corona yang Menyebar di Kota New York

TRIBUNJATENG.COM - Pakar menyatakan temuan menarik, di mana virus corona menyebar di kota New York pada Februari, dengan strain berasal dari Eropa.

Adriana Heguy, pakar genetik dari NYU Grossman School of Medicine yang memimpin penelitian, berujar melacak transmisi virus akan bisa memberi informasi berguna bagi pemangku kebijakan.

"Sangat menarik, karena sebagian besar sampel berasal dari Eropa, ini dalam pikiran saya karena selama ini fokusnya adalah menutup perjalanan dari China," paparnya.

Seorang PNS Digerebek Bersama 4 PSK di Kamar Hotel, Ada yang Bertarif Rp 200 Ribu Sekali Kencan

Di Tengah Pandemi Corona, Ribuan Buruh Ancam Gelar Demo Besar-besaran 30 April

Glenn Fredly Melarang Tompi Memberitahu Orang Lain tentang Penyakitnya karena Satu Alasan Ini

Di Tengah Wabah Corona, Anggota DPRD Ini Malah Mabuk Bareng 3 Cewek Seksi, Begini Akhirnya

Temuan ini juga terkait dengan serentetan kasus pneumonia misterius yang ditangani dokter di New York, sebelum pengujian skala besar digelar.

Heguy dan timnya mengambil analisis itu berdasarkan 75 sampel yang mereka kumpulkan dari Rumah Sakit Tisch, RS NYU Winthrop, dan RS NYU Langone Brooklyn.

Setiap organisme pastinya bermutasi.

Tetapi RNA virus corona terus mengalami kesalahan setiap kali bereplikasi, dilansir AFP Rabu (8/4/2020).

Mutasi itu menjadi alasan mengapa virus flu berbeda dari musim ke musim, dan membutuhkan vaksin berbeda untuk mengobatinya.

Sementara Covid-19 ini tidak akan bermutasi secepat flu, terdapat tantangan bagi peneliti untuk melacak dari mana asalnya.

Untuk melakukannya, tim New York mengunggah sampel yang mereka dapatkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data, tempat para peneliti berbagi data. Pasien pertama yang mereka teliti tak punya catatan perjalanan, yang berarti mereka bisa saja tertular dari orang lingkungan mereka.

"Dengan perubahan spesifik yang terjadi pada virusnya, kami bisa mengatakannya, dengan kemungkinan tinggi, bahwa ini berasal dari Inggris," terang Heguy.

Selain menentukan jalur transmisi, terdapat peluang klinis lain yang ditangkap ilmuwan dalam meneliti virus bernama resmi SARS-Cov-2 ini.

Contohnya, peneliti bisa mengetahui apakah ada strain yang memberi dampak parah kepada pasien, dan menentukan pengobatan apa yang tepat.

Penelitian lain bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk mencabut lockdown, seperti di China maupun Korea Selatan (Korsel).

Jika apa yang diduga ilmuwan tepat, patogen ini bersifat musiman dan bisa menyerang lagi dalam gelombang kedua, tapi lebih kecil.

Seandainya benar, maka mereka bisa dengan cepat mengurutkan genomnya dari penderita, mengambil sampel dari lingkungannya untuk menentukan apakah ada wabah komunitas.

Dengan cara ini, mereka bisa memberikan pertimbangan intervensi sosial yang lebih terfokus dalam menanggulangi pandemi.

Tim yang dipimpin Heguy memang masih bekerja dalam tahap awal.

Mereka berharap bisa menganalisa 200 sampel per pekan dengan gol menawarkan ribuan genom untuk analisa. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peneliti Sebut Virus Corona yang Menyebar di Kota New York Berasal dari Eropa

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved