Virus Corona Jateng
Ratusan Santri Alif Baa Banjarnegara dari Jabodetabek Tak Bisa Pulang dan Bertahan di Pondok
Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Bawang Kabupaten Banjarnegara meliburkan para santrinya di masa pandemi virus Corona.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Bawang Kabupaten Banjarnegara meliburkan para santrinya di masa pandemi virus Corona.
Ribuan santri dipulangkan dari pesantren ke daerah asalnya karena permintaan orang tua atau wali.
Pemulangan santri pun tidak sembarangan.
• Janda Ini Kaget Saat Cek Calon Suaminya di Kodim Pemalang, Tidak Ada Nama Kapten Rendi
• TNI-Polri Tangkap Pemasok Sembako KKB Papua, Ternyata Juga Penyelundup Amunisi
• Perawat RSUP Kariadi Semarang Meninggal karena Corona, Dimakamkan Dekat Dengan Makam Ayahnya
• Calon Jemaah Diminta Segera Lunasi Dana Haji 2020, Kalau Tak Jadi Berangkat? Ini Penjelasan Menag
Pengelola pesantren memberlakukan protokol ketat saat proses pemulangan untuk menghindari penyebaran virus Corona di lingkungan pesantren.
Jadwal pemulangan dibagi lima hari agar ada jarak di antara mereka sehingga tidak berdesakan.
Orang tua atau wali yang menjemput santri pun tidak diperboleh masuk ke dalam ponpes.
Mereka hanya menunggu di parkiran pada lahan yang telah disediakan.
Penjemput juga harus dalam kondisi sehat dan diwajibkan memakai masker.
"Kendaraannya juga harus disemprot disinfektan," kata pengasuh Ponpes Alif Baa Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat.
Tetapi ada perlakuan khusus bagi penjemput dari Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) yang dinilainya masuk zona merah penyebaran virus Corona.
Orang tua atau wali dari daerah itu harus menyertakan surat pernyataan dari kelurahan yang ditandatangani petugas kesehatan.
Surat itu menyatakan wali santri sehat dan tidak terpapar virus Corona.
Mereka pun harus menjemput menggunakan kendaraan pribadi.
Sesampai di pondok, wali santri dari jabodetabek ini hanya boleh menunggu anaknya di jalan.
Santri akan diantar pengurus keluar untuk menemui keluarganya.
"Khusus yang dari jabodetabek ini memang lebih diperketat.
Harus ada perlakuan khusus,"katanya
Tidak semua santri dipulangkan.
Ada sekitar 300 santri yang dilarang pulang dan harus bertahan di pesantren.
Alasannya, mereka berasal dari zona merah atau dekat dengan rumah warga yang terkonfirmasi positif Corona.
Kebanyakan mereka berasal dari wilayah jabodetabek.
Khayat mengatakan, pihaknya merasa bertanggung jawab terhadap keamanan para santrinya dari potensi penularan virus Corona.
Di pondok, para santri akan lebih aman dan nyaman karena lingkungan steril dari virus Corona.
Karena banyak yang sudah pulang, mereka pun bisa efektif melakukan social distancing maupun physical distancing sesuai anjuran pemerintah.
Aktivitas pembelajaran agama di pesantren pun dikurangi.
Saat mengaji, mereka harus berjarak dengan santri lainnya sekitar 2 meter.
"Karena banyak yang pulang, sekarang satu kamar bisa satu santri, jadi mudah menjaga jarak," katanya. (aqy)
• Aktivis Udinus Bagikan Paket Sembako untuk Pengemudi Ojol di Kota Semarang
• Warga Binaan Lapas Perempuan Semarang Buat APD Bantu Cegah Penyebaran Virus Corona
• UPDATE Virus Corona di Kabupaten Cilacap Bertambah 4 Orang Positif, Total 7 Pasien Dirawat
• Unik Bhabinkamtibmas di Semarang Ini Serap Aduan Warga Sambil Bantu Jualan Beras