Berita Semarang
Anak Perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang Meninggal Karena Corona Dapat Beasiswa Penuh Unimus
Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) yang berencana memberikan beasiswa kepada anak perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang meninggal
Penulis: akbar hari mukti | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto mengapresiasi beberapa pihak terkait kasus penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr Kariadi di TPU Siwarak, Suwakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (9/4/2020) lalu.
Di antaranya Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) yang berencana memberikan beasiswa kepada anak perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang meninggal tersebut.
"Saat ini Unimus berencana memberi beasiswa penuh ke anak pertama perawat yang bersangkutan."
"Teknisnya, usai anak pertama perawat tersebut lulus SMA,
Bila ingin melanjutkan ke Unimus maka diberikan beasiswa penuh," jelasnya, Senin (13/4/2020).
• Promo Superindo 13-16 April 2020, Diskon Sayur Buah dan Kebutuhan Pokok Lain, Ini Daftar lengkapnya
• Buntut Insiden Penolakan Pemakaman Perawat, Warga Sewakul Khawatir Tak Dapat Pelayanan Kesehatan
• Panji Petualang Kaget Disamperin King Kobra Garaga dari Belakang, Tertawa Lihat Kondisinya Kini:Gila
• Tubuh Ganjar Terbakar Saat Mainan Hand Sanitizer
Dispensasi itu, menurut Edy, setelah Rektor Unimus Semarang menghubunginya dan menyampaikan perihal beasiswa.
"Rektor Unimus semalam menghubungi saya.
Anak pertama perawat itu dipastikan kalau mau masuk Unimus akan diberikan beasiswa penuh," ungkapnya.
Ia pun memberikan apresiasi positif terkait hal tersebut.
Ia juga menilai langkah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memiliki ide membuat taman makam pahlawan (TMP) khusus petugas medis yang meninggal terkena corona sebagai langkah positif.
Begitu pula rencana memberikan penghargaan ke perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang meninggal karena corona namun ditolak pemakamannya di TPU Siwarak, Suwakul, sebagai langkah positif.
"Artinya ide itu perlu diapresiasi positif karena merupakan langkah yang positif," jelasnya.
Khusus ide membuat TMP khusus petugas medis yang meninggal karena wabah, menurutnya hal itu mencontoh Australia saat Perang Dunia 2.
Saat itu Australia membuat makam khusus perawat di samping parlemen Australia.
"Nama-nama perawat meninggal itu juga diabadikan di monumen.
Hal itu jadi pengingat sesungguhnya bahwa pahlawan bisa dari mana saja termasuk perawat.
Kami merespons positif hal itu," paparnya.
Lebih jauh Edy pun meminta tak ada lagi perawat atau tenaga kesehatan lainnya mendapatkan kekerasan di tempat kerja.
Satu di antaranya yang viral adalah kasus penamparan perawat di Kota Semarang, Kamis (9/4/2020).
"Hal seperti itu jangan sampai terulang kembali.
Kami melayani masyarakat dan yang kami sampaikan itu sesuai prosedur kesehatan," paparnya.
Terpisah, Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha mengatakan Pemkab sudah menyiapkan lahan 3,4 hektare menjadi tempat pemakaman umum bagi pasien Covid-19 yang meninggal.
Tempat ini diutamakan bagi pasien Covid-19 asal Kabupaten Semarang yang meninggal.
Lahan itu berada di komplek TPU Sasonoloyo Girilayu, Candirejo, Ungaran Barat.
"Penyiapan lahan itu agar tak ada lagi kejadian penolakan jenazah serupa terjadi di Kabupaten Semarang.
Kami antisipasi dengan menyiapkan lokasi pemakaman," jelasnya.
Menurutnya sosialisasi ke warga Candirejo Kabupaten Semarang sudah dilakukan.
Tujuannya agar warga memahami dan tak melakukan penolakan. (Ahm)
• Bima Arya Sembuh Corona, Walikota Bogor Rutin Minum Air Rebusan Jahe dan Sirih Merah Selama di RS
• Inilah Sosok Anisha Isa Calon Mantu Sultan Bolkiah-kah? Bukan Orang Sembarangan
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Tabrak Lari di Semarang, Mobil Seret Motor 1,4 Km, Sopir Dihajar Warga
• Ketahuan Pakai Kamera Jahat, Selebgram Ini Hapus Akun Medsos, Foto Asli Telanjur Viral