Berita Salatiga
30 Orang di Salatiga Terjangkit DBD, Sebagian Anak-anak
Sebanyak 30 orang warga Kota Salatiga dinyatakan positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di antaranya adalah anak-anak
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sebanyak 30 orang warga Kota Salatiga dinyatakan positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di antaranya puluhan tersangka DBD itu sebagian adalah anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga Siti Zuraidah mengatakan kasus DBD di Kota Hati Beriman dari periode Januari-April 2020 tercacat sebanyak 30 kasus.
"Warga dengan kasus DBD terkonnfirmasi Demam Dengue (DD) atau dalam medis disebut tersangka tidak hanya menjangkiti orang dewasa tetapi juga anak-anak," terangnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (14/4/2020)
Menurut Zuraidah, kasus DBD di Kota Salatiga tersebar pada 12 kelurahan dengan rata-rata setiap kelurahan terdapat 1 kasus terkonfirmasi positif DBD.
• Ratu Tisha Mundur dari Sekjen PSSI Setelah Dikritik Dua Ketua Umum di DPR
• Artis Senior Tio Pakusadewo Ditangkap atas Kasus Narkoba Lagi
• 359 Pasien Sembuh dari Corona, Indonesia Tepis Asia Tenggara Jadi Pusat Corona setelah AS dan Eropa
• Inilah Kondisi Terbaru Menhub Budi Karya Setelah Dirawat Karena Positif Virus Corona
Ia menambahkan, belasan kelurahan yang menjadi titik epidemiologi DBD antara lain Kelurahan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Pulutan, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Tingkir Tengah, Kutowinangun, Ledok, Tegalrejo, Dukuh dan Mangunsari.
"Karena itu saya meminta waspada masyarakat terhadap Covid- 19 jangan sampai melupakan kewaspadaan DBD disekitar kita," katanya
Dikatakannya, penyakit DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti dimana pada musim perahilan dari penghujan ke kemarau berkembang biak.
Kepada masyarakat dihimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara mengubur barang bekas tidak terpakai. Kemudian, menutup tempat penampungan air, menguras dan membersihkan bak mandi minimal seminggu sekali.
"Aktifkan piket bersama kader dasa wisma untuk pemeriksaan jentik di rumah. Aktifkan piket bersama kader cilik untuk pemeriksaan jentik di sekolah, tidak terkecuali pada perkantoran," ujarnya
Lebih lanjut, masyarakat juga dapat memanfaatkan pemberantasan nyamuk secara biologi dengan memelihara ikan pemakan jentik di bak dan kolam atau tanaman pengusir nyamuk seperti minyak sere, lavender dan sebagainya.
Zuraidah mengingatkan, nyamuk DBD banyak bersarang pada tempat lembab dan gelap atau terdapat pakaian bergelantungan. Selanjutnya, hindarkan keluarga dari gigitan nyamuk pada pukul 7-10 dan 15-18 utamanya anak-anak pada jam sekolah.
"Waspada pada gejala DBD yang ditandai dengan sakit demam, pusing, mual, nyeri ulu. Jika terdapat tanda-tanda itu, segera ke pelayanan kesehatan terdekat. Intinya jangan biarkan Aedes berkembang biak di sekitar kita," jelasnya (ris)
• Buka di Empat Lokasi, Ini Jadwal Pelayanan Donor Darah PMI Kota Semarang Hari Ini
• Stok Darah PMI Kota Semarang Pagi Ini, Selasa 14 April 2020
• Terhalang Restu Ibu, Ayah Angbeen Rishi Tetap Hadiri Pernikahan Sang Putri dengan Adly Fairuz