Berita Regional
Emak-emak di Jakarta Gagalkan Begal Motor
Seorang ibu jadi korban begal di Jalan Gardu, Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati pada Senin (13/4/2020) sekira pukul 04.30 WIB.
Emak-emak di Jakarta Gagalkan Begal Motor
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Seorang emak-emak berhasil menggagalkan aksi pembegalan.
Seorang ibu jadi korban begal di Jalan Gardu, Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati pada Senin (13/4/2020) sekira pukul 04.30 WIB.
Abdul Rahman (54), warga setempat mengatakan dua pelaku yang hendak merampas sepeda motor korban itu menenteng celurit dan palu.
• 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar
• Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya
• Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Pasien Positif Corona Ikut Ijtima Gowa Asal Karanganyar Meninggal
• Muncul Kabar 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Humas Undip Ungkap Kondisi Mereka
"Pelakunya remaja tanggung, mereka boncengan naik motor.
Satu bawa celurit, satu palu. Korbannya ibu-ibu, tamu warga sini," kata Rahman di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2020).
Saat kejadian, korban baru saja keluar dari Jalan Mesjid Al-Mabruk lalu dipepet pelaku agar mau menyerahkan sepeda motornya.
Namun karena korban melawan, satu pelaku nekat menghantamkan palu ke bagian kepala belakang hingga korban luka.
"Lukanya lumayan parah, pas kejadian lagi enggak pakai helm.
Tapi korban sempat teriak minta tolong jadi pelaku kabur, gagal ngambil motor," ujarnya.
Menurutnya pelaku berhasil melarikan diri ke Jalan Raya Condet sebelum warga datang ke lokasi mendengar teriakan korban.
Oleh warga setempat, korban yang merupakan kerabat satu warga Balekambang lalu dibawa ke klinik dekat lokasi.
Tapi Abdul tak mengetahui pasti seberapa parah luka yang diderita dan apakah korban sudah melaporkan kasus ke polisi.
"Karena korban bukan warga sini jadi saya enggak tahu, saudaranya juga saya enggak kenal. Pokoknya kepala emak-emak itu berdarah digetok palu sama pelaku," tuturnya.
Tami (36), warga Balekambang lainnya menuturkan korban sempat menderita luka cukup parah akibat dihantam palu di bagian kepala.
Buruknya luka tersebut juga jadi alasan korban tak sempat melaporkan kasus yang menimpa ke jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur.
"Lukanya sih lumayan, saya tahu karena waktu kejadian warga langsung kumpul menolong korban. Tapi sekarang korban sudah pulang, dia kan tamu," kata Tami.
5 emak-emak di Condet korban jambret hingga begal
Aksi begal di Jalan Gardu, Condet, Kelurahan Balekambang yang menimpa seorang ibu pada Senin (13/4/2020) pukul 04.30 WIB meresahkan warga.
Abdul Rahman (54), warga setempat mengatakan aksi kejahatan jalanan tersebut bukan menambah daftar kejahatan jalanan di Jalan Gardu.
"Karena sebelum kejadian begal kemarin, ada tiga kasus jambret dan satu penodongan di Jalan Gardu ini," kata Rahman di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2020).
Tiga kasus penjambretan dan satu penodongan di Condet yang semua korbannya merupakan kaum ibu itu terjadi dalam satu pekan.
Yakni pada Rabu (8/4/2020), Kamis (9/4/2020), dan Sabtu (11/4/2020) terjadi tiga kasus penjambretan di sekitar Gang Kapuk.
"Semua kejadiannya siang, korbannya ibu-ibu yang lagi main handphone sambil jalan. Pelakunya remaja tanggung yang boncengan naik motor," ujarnya.
Sementara kasus penodongan yang juga menimpa seorang ibu terjadi pada Minggu (12/4/2020) sekira pukul 05.00 WIB masih di sekitar Gang Kapuk.
Bedanya Abdul menuturkan dalam kasus penodongan pelaku tak hanya berhasil merampas handphone, tapi juga tas tangan.
"Cuman lokasinya sama terus, masih di sekitar Gang Kapuk. Kalau dihitung sama kasus yang begal satu minggu ini sudah lima kasus kriminal, korban emak-emak semua," tuturnya.
Abdul menyebut jarak Gang Kapuk dengan lokasi begal depan Jalan Mesjid Al-Mabruk tanggal 13 April lalu hanya terpaut 200 meter.
Persamaan tiga kasus pencurian disertai pemberatan (jambret) dan dua kasus pencurian disertai pemberatan (begal penodongan), pelaku kabur lewat Jalan Gardu.
"Sama korbannya emak-emak semua, pelaku juga semua bocah tanggung. Enggak ada pelaku yang seumuran saya, paling tua 20 tahun," lanjut Abdul.
Agustina (53), warga Balekambang lainnya mengatakan kasus kejahatan jalanan di Jalan Gardu meningkat sejak masa pandemi Covid-19.
Menurutnya pelaku memanfaatkan kelengahan dan sepinya aktivitas warga di luar rumah semenjak adanya pandemi Covid-19.
"Memang semenjak ada Covid-19 ini makin rawan, banyak jambret lah. Puncaknya ya begal emak-emak kepalanya digetok palu itu," kata Agustina.
Emak-emak di Condet resah
Kaum ibu di Jalan Gardu, Condet, Kelurahan Balekambang diresahkan aksi pencurian disertai pemberatan (Curat) dan kekerasan (Curas) yang terjadi.
Dalam satu pekan terakhir, sejak Rabu (8/4/2020) hingga Senin (13/4/2020) tiga ibu jadi korban jambret, satu penodongan, dan satu begal.
Agustina (53), warga setempat mengatakan tingkat kriminalitas di sekitar Jalan Gardu meningkat drastis semenjak masa pandemi Covid-19.
"Khawatir banget, karena korbannya kita emak-emak. Apalagi yang kasus begal, masa kepala digetok pakai martil sama begal. Untung korban selamat," kata Agustina di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2020).
Sebelum pemerintah mengumumkan status pandemi Covid-19, tingkat kriminalitas di Condet sebenarnya tak separah ini.
Namun semenjak warga mengurangi aktivitasnya di luar rumah karena Covid-19, kondisi jalan di permukiman nyaris tanpa aktivitas.
"Coba bayangin sekarang anak tanggung saja berani jambret siang bolong, lokasinya pun sama. Masih di sekitar Jalan Gardu," ujarnya.
Agustina menuturkan kini banyak kaum ibu yang berpikir dua kali sebelum berpergian keluar rumah, terlebih bila sendirian.
Mereka tak ingin berakhir jadi korban kasus kejahatan jalanan dari pelaku yang hingga kini selalu berhasil setiap beraksi.
"Sekarang jam sembilan malam itu jalan sudah sepi, rawan lah pokoknya. Mau pergi beli makan malam di luar saja saya mikir-mikir dulu sekarang," tuturnya.
Parni (41), warga Condet lainnya juga mengaku resah dengan mengaku resah dengan aksi kejahatan jalanan yang menyasar ibu-ibu.
Dia berharap jajaran Polres Metro Jakarta Timur tak hanya fokus mengantisipasi Covid-19, tapi juga kejahatan jalanan.
"Jambret sama penodongan saja sudah seram, apalagi begal. Bawa celurit sama palu lagi, walaupun korbannya bukan orang sini, tapi kejadiannya kan di lingkungan Condet," kata Parni.
Kasus begal yang dimaksud Agustina dan Parni yakni kasus di Jalan Gardu pada Senin (13/4/2020) sekira pukul 04.30 WIB.
Korbannya seorang ibu yang sedang bermalam di rumah satu warga Balekambang, dia dipepet tepat depan Jalan Mesjid Al-Mabruk.
Abdul Rahman (54), warga setempat mengatakan pelaku menghantam kepala belakang korban karena menolak diminta pelaku menyerahkan motornya.
"Lukanya lumayan parah, pas kejadian lagi enggak pakai helm. Tapi korban sempat teriak minta tolong jadi pelaku kabur, gagal ngambil motor," kata Abdul.
Warga Condet tutup jalan
Warga Jalan Gardu, Condet, Kelurahan Balekambang diresahkan kasus pencurian disertai pemberatan (Curat) dan kekerasan (Curas) yang terjadi.
Terhitung sejak Rabu (8/4/2020) hingga Senin (13/4/2020) tiga ibu jadi korban jambret, satu ibu korban penodongan, dan satu ibu korban begal.
Lurah Balekambang Mintarsih mengatakan warganya di Gang Kapuk kini bahkan menutup akses jalan keluar masuk Jalan Gardu.
"Jadi bukan ditutup untuk pencegahan Covid-19, karena adanya kasus penjambretan. Kejadian jambretnya sudah tiga kali pas siang hari," kata Mintarsih di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2020).
Data yang dihimpun wartawan
TribunJakarta.com di lokasi, tiga kasus jambret yang dimaksud Mintarsih yakni pada Rabu (8/4/2020).
Kamis (9/4/2020), dan Sabtu (11/4/2020), di mana pelaku selalu kabur lewat Gang Kapuk ke arah Jalan Gardu menuju Jalan Condet Raya.
"Yang diincar ibu-ibu pejalan kaki. Jambretnya itu mengendarai sepeda motor. Penutupan itu kemauan warga," ujarnya.
Abdul Rahman (54), warga Condet yang berprofesi jadi tukang ojek pangkalan depan Gang Kapuk membenarkan pernyataan Mintarsih.
Menurutnya pelaku jambret dan penodongan yang terjadi pada Minggu (12/4/2020) masih merupakan satu kelompok.
"Jadi jambret sama nodongnya dalam gang, keluarnya lewat Gang Kapuk. Makanya ditutup, biar enggak kejadian lagi. Bukan ditutup karena Covid-19," tutur Abdul.
Lewat penutupan Gang Kapuk warga berharap dapat meringkus pelaku jambret, penodongan, dan begal yang berkeliaran.
Abdul sendiri mengaku dongkol dengan aksi pelaku karena selalu berhasil kabur tepat di depan matanya saat mangkal depan Gang Kapuk.
"Kemarin ibu-ibu yang jadi korban teriak minta tolong, tapi karena pelan saya enggak dengar. Jadi pas pelaku ngebut lewat depan saya, saya enggak sadar. Banyak warga yang ngincer nangkap pelaku," lanjut dia.
Sebelum pandemi Covid-19 Jalan Gardu sebenarnya bukan termasuk wilayah rawan kriminalitas, terlebih sampai terjadi saat siang hari.
Namun setelah pemerintah menginstruksikan warga mengurangi aktivitas di luar rumah, pelaku kejahatan seakan memanfaatkan situasi.
"Dulunya mah aman, memang masih ada kasus jambret. Tapi paling satu tahun cuman sekali, dua kali. Ini dalam satu minggu sudah ada jambret, begal," ujarnya.
Dia menduga rentetan kasus tersebut karena terjadi karena hingga kini belum ada satu pelaku yang berhasil diringkus warga.
Perihal penanganan, Abdul mengatakan memang belum ada warga yang secara langsung melapor ke Polsek Kramat Jati atau Polrestro Jakarta Timur.
"Mungkin karena yang pertama berhasil jadi pelaku yang masih remaja ini mikir 'Oh di sini aman' kita di sini saja terus. Kalau untuk lapor polisi belum ada," sambung Abdul.
Kanit Reskrim Polsek Kramat Jati Iptu Dicky Agri Kurniawan meminta warga yang jadi korban kejahatan segera melaporkan kasusnya.
Pasalnya tanpa laporan jajaran Unit Reskrim Polsek Kramat Jati tak mengetahui adanya kasus dan sulit bertindak.
"Warga dan Ketua RT/RW harusnya melapor. Jadi kita kepolisian tahu dan bisa bertindak, jangan sampai tidak ada laporan. Karena dua hari lalu saya patroli di sana, tapi tidak ada laporan," kata Dicky.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com depan Gang Kapuk, penutupan jalan yang dilakukan warga tampak berbeda dengan karantina wilayah.
Tak ada spanduk peringatan terkait bahaya Covid-19, sabun cuci tangan, penjagaan warga layaknya penutupan jalan karena Covid-19.
Hanya terpampang spanduk pemberitahuan cukup besar bertuliskan "Sementara ditutup" yang terpampang depan Gang Kapuk. (TribunJakarta.com/Bima Putra)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Begal Pukul Kepala Ibu Pakai Palu, Gagal Rampas Motor Akibat Teriakan Korban
• Satpam RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Nekat Mudik ke Grobogan, 500 Warga Diisolasi
• Media Luar Negeri Soroti Bali yang Minim Kasus Corona: Kekebalan yang Misterius
• Youtuber Rambut Kribo Ditangkap Polisi, Pura-pura Kesurupan Saat Nyanyi Lagu Aisyah Istri Rasulullah
• Pemuda Surabaya Plesetkan Lagu Aisyah Istri Rasulullah Ditangkap Polisi, Sempat Dikepung Warga