Virus Corona Jateng
Pemkot Semarang Diprediksi Kehilangan Pendapatan Daerah Rp 1,2 Triliun Akibat Virus Corona
Pemerintah Kota Semarang diproyeksikan kehilangan pendapatan daerah secara keseluruhan sebesar Rp 1,2 triliun.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang diproyeksikan kehilangan pendapatan daerah secara keseluruhan sebesar Rp 1,2 triliun.
Itu besumber dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan pendapatan lain yang sah.
Untuk pajak daerah sendiri yang menjadi sumber PAD, diproyeksikan hilang sebesar Rp 697 miliar akibat pandemi covid-19.
• 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar
• Muncul Kabar 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Humas Undip Ungkap Kondisi Mereka
• Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya
• Profil Gus Baha, Putra Ulama Ahli Quran dan Santri Kesayangan Mbah Moen yang Kini Digandrungi
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Agus Wuryanto, Kamis (17/4/2020).
Dia mengatakan, jumlah tersebut merupakan proyeksi pendapatan diasumsikan apabila pandemi covid-19 berakhir hingga Oktober mendatang.
Disebutkan, hampir semua sektor pajak daerah terdampak, namun yang sangat dirasakan yakni sektor pajak di bidang pariwisata.
"Yang sangat berdampak pajak hotel, restoran, dan hiburan.
Karena, masyarakat stay at home, daya beli masyarakat turun, perusahaan tidak operasional, akhirnya berpengaruh di sektor yang lain," terang Agus, Kamis (17/4/2020).
Dia memaparkan, sektor pajak lain yang juga terdampak akibat daya beli masyarakat menurun yaitu pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Menurutnya, masyarakat cenderung membeli kebutuhan yang mendesak sehingga menyebabkan pendapatan dari BPHTB melesu.
Begitu juga Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang setiap tahunnya menjadi primadona pendapatan pun terkena dampak.
Pasalnya, banyak perusahaan yang tidak beroperasi akibat covid-19 ini.
Pendapatan PBB dari para perusahaan pun semakin melesu.
Bahkan, hampir semua perusahaan mengajukan keringanan pajak kepada Bapenda.
"PBB kami mengharapkan ini bisa bertahan tapi sekarang mulai terasa.