Berita Semarang
Situasi Corona, Dugderan 2020 di Semarang Digelar Sederhana, Hendi: Hanya Saya, Bu Wakil dan Takmir
Kemudian diterima satu-dua kyai takmir yang akan disampaikan ke masyarakat lewat toa masjid
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dugderan di Kota Semarang dipastikan kembali akan dilaksanakan pada 2020 ini.
Meski dalam situasi pandemi virus corona saat ini, kegiatan tahunan yang menandai masuknya Ramadan itu bakal dilakukan dengan konsep sangat sederhana.
Jika biasanya Dugderan menghadirkan arak-arakan dan melibatkan masyarakat, maka pada tahun ini hanya dilakukan oleh pemimpin daerah beserta takmir masjid.
Hal itu diungkapkan sendiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) kepada Tribunjateng.com di Balai Kota Semarang, Kamis (16/4/2020) hari ini.
“Dalam situasi Covid-19 ini, cukup saya sama Bu Wakil yang datang ke Masjid Kauman (Masjid Agung Semarang).
Kemudian diterima satu-dua kyai takmir yang akan disampaikan ke masyarakat lewat toa masjid.
Karena Dugderan adalah sebuah prosesi menyampaikan kepada masyarakat bahwa Ramadan akan segera tiba,” ungkap Hendi.
Orang nomor wahid di Kota Semarang tersebut menambahkan bahwa pihaknya tetap menyesuaikan dengan protokoler kesehatan.
Ia juga kembali mengingatkan kepada warga untuk tetap tidak keluar rumah dan ikuti anjuran pemerintah.
“Jika harus bekerja, selalu pakai masker dan ikuti SOP tentang pencegahan penyebaran virus corona,” tegasnya.
Untuk suara meriam yang merupakan satu di antara ciri khas dari Dugderan, Hendi mengatakan akan tetap dibunyikan.
Sebagai informasi, Dugderan di Kota Semarang sendiri telah dilakukan secara rutin dan turun temurun sejak 1881.
Arak-arakan, pemukulan bedug beserta petasan merupakan hal yang pasti ditemui untuk mengiringi proses sakralnya.
Kemudian tentunya dengan doa-doa dari para takmir masjid di Kota Semarang. (tribunjateng/rez)
