Berita Jakarta
WAWANCARA KHUSUS dengan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta setelah Jakarta Terapkan PSBB
Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Anies Baswedan menyampaikan kecenderungan penyebaran virus Corona 2019 atau Covid-19 di DKI Jakarta
Hari ini kalau ditanya jumlah orang yang positif Covid-19, kami tidak tahu kok. Tapi yang kami tahu jumlah orang yang sudah dites dengan hasil positif.
Itu kan dua hal yang berbeda. Orang yang sudah dites positif, dengan orang yang sudah terjangkit Covid-19.
Misalnya, di suatu daerah jumlah populasinya ada 1 juta orang. Pemerintah kemudian mengecek kesehatan 1.000 warganya.
Dari 1.000 warga yang menjalani uji Covid-19, kemudian diperoleh sejumlah kasus positifi. Sehingga amat tidak mungkin orang yang dinyatakan positif Corona ada 2.000, karena yang diperiksa hanya seribu.
Kami itu hanya tahu angka orang yang sudah dites, tapi kami belum tahu berapa angka yang sesungguhnya sudah terjangkiti Covid-19.
Apakah Anda punya data korban Covid-19?
Tadi, jam 12.00, saya baru dari TPU Pondok Ranggon. Jumlah jenazah yang dimakamkan di sana, sesuai protap Covid-19 berjumlah 987 orang.
Ditambah 13 angka lagi, jumlahnya sudah tembus 1.000 orang yang meninggal dunia dengan protap Covid-19.
Sebagian korban meninggal belum mendapat hasil final uji laboratorium. Sehingga 987 itu, belum dapat dipastikan penyebab kematian adalah Covid-19. Tapi dokter kan punya diagnosa, sehingga mereka dimakamkan seperti Covid.
Pasien yang positif karena terpapar virus Corona, berapa jumlahnya?
Data dari Dinas Pertamanan dan Kehutanan Pemprov DKI Jakarta menunjukan sejak 6 Maret 2020 hingga 12 April 220 pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan kategori penyakit menular dan dengan protap Covid-19 terdapat 926.
Minggu pertama di tanggal 8 Maret 2020 itu baru 1, 15 Maret sudah menjadi 6, 22 Maret ada 64, 29 Maret 293, 5 April 596, selanjutnya jadi 926.
Bahkan rata-rata pemakaman di DKI perbulan di tahun 2019 itu berada di angka 2.745. Namun di bulan Maret 2020 rata rata pemakaman mengalami kenaikan hingga 4.377. Angka kematian ini, tidak semuanya disebabkan Covid-19.
Sebelum PSBB diberlakukan, Anda sudah mulai merumahkan warga. Bekerja di rumah, belajar di rumah? Apa dasar pertimbangannya?
Kita bisa lihat angka Covid-19 di Italia, misalnya. Saat angka kasus covid-19 di 21 Februari 2020 sebanyak 21 kasus dan 1 orang meninggal dunia, sementara pada 1 April 2020 naik menjadi 12 ribu kasus.
Itu bagaimana penjelasannya? Penjelasannya karena mereka tidak segera melakukan penutupan, tidak segera melakukan pembatasan sosial, ketika sudah melonjak baru pembatasan sosial, loh berat.