Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Seperti Apa Derita Tenaga Medis di Dalam APD Selama Berjam-jam?

Selain risiko terpapar Covid-19, derita mengenakan alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu tantangannya.

RSUCM Aceh Utara
Ilustrasi - Petugas medis di ruang isolasi virus corona di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Minggu (22/3/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Seorang dokter relawan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jilvien, menceritakan pengalamannya menangani pasien virus corona Covid-19 di rumah sakit itu.

Selain risiko terpapar Covid-19, derita mengenakan alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu tantangannya.

Seperti apa?

46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar

Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Pasien Positif Corona Ikut Ijtima Gowa Asal Karanganyar Meninggal

Heboh Militan Suriah Menyerah Mengaku Didanai dan Dilatih AS, Kini Ingin Hidup Normal 

Jilvien awalnya hendak melanjutkan kuliah tetapi karena kuliahnya ditunda dan dia tidak sedang bekerja, dia lalu melamar jadi relawan.

Jilvien menceritakan bahwa dia bertugas sembilan jam.

Delapan jam untuk tangani pasien.

Sejam untuk mengenakan alat pelindung diri (ADP) dan berbagai persiapan lain.

Pada saat-saat awal mengenakan APD khusus penanganan pasien Covid-19, Jilvien bahkan butuh waktu lebih lama untuk memakainya.

Tahapannya mulai dari mengoles wajah dengan lem agar masker yang dikenakan menempel dan tidak mudah lepas.

Dua masker sekaligus dikenakan untuk melindungi diri.

Ia juga mengenakan kacamata dan alat pelindung kepala.

Selain itu, Jilvien mengenakan sarung tangan dan sarung kaki.

Ia harus memastikan dirinya nyaman saat mengenakan APD itu.

“Kami butuh waktu satu jam untuk mengenakan alat pelindung diri.

Dulu (saat awal) mah lebih lama, takut salahlah, apalah.

Tapi kalau sudah dua kali kayanya enggak,” kata Jilvien dalam siaran langsung di akun Instagram @bekasi_24_jam, Kamis (16/4/2020) malam.

Meski awalnya tidak nyaman mengenakan APD tetapi lama-kelamaan dia terbiasa dengan pakaian tersebut.

“Awalnya memang sulit, takut ada yang salah pasang atau gimana kan pemakaiannya enggak safety pasti ada aja khawatir, tapi lama kelamaan terbiasa,” kata dia.

Saat mengenakan APD, dirinya terlihat berbeda.

Ia tampak seperti astronot.

Begitu pakai ADP, dia harus menahan rasa sakit dan lapar.

Bahkan buang air kecil menjadi tantangan sendiri.

Soalnya, APD itu hanya digunakan sekali.

“ Menahan perih, lecet di hidung, pipi dan telinga.

Menahan gatal karena akan meningkatkan risiko penularan virus corona jika disentuh.

Menahan mata berair, menahan keringat, dan menahan ke kamar mandi untuk APD yang hanya sekali pakai,” ujar Jilvien di akun Instagramnya, @Jilvien.

Dia juga membutuhkan waktu lama untuk melepas ADP.

Namun dia tidak menyebutkan berapa lama waktu untuk melepaskan ADP tersebut.

Setelah melepas ADP, dia harus melihat kulit wajahnya yang lecet karena karet masker menempel erat di wajah.

Namun, hal itu ia jalani dengan senang.

Dia jadi terbiasa dan lama-lama nyaman mengenakan APD tersebut.

“Kita bisa karena terbiasa sih ya, jadi ya make it fun aja,” ucap dia.

Ia mengaku selalu senang menjalani kesehariannya sebagai dokter relawan yang menangani pasien Covid-19.

Jilvien tak banyak berpikir buruk dan itu membuat pekerjaannya menyenangkan.

Dia kerap bernyanyi dan menari dengan pasien untuk menangatasi kejenuhan.

“Aku suka nyanyi, nari bareng, cerita gitu sama pasien,” tuturnya.

Jilvien mengemukakan, mereka diberi waktu untuk istirahat selama dua minggu.

Waktu itu digunakan sekaligus untuk isolasi diri.

Di sela-sela waktu karantina diri, ia berolahraga di rooftop Wisma Atlet.

Jilvien berpesan agar masyarakat tidak mengucilkan pasien positif Covid-19 jika mereka telah sembuh.

“Saya berpesan jangan kucilkan pasien positif Covid-19 karena sudah banyak yang sembuh, kalian jangan kucilkan,” kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter Butuh Sejam untuk Pakai APD Penanganan Pasien Covid-19"

Profil Gus Baha, Putra Ulama Ahli Quran dan Santri Kesayangan Mbah Moen yang Kini Digandrungi

Satpam RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Nekat Mudik ke Grobogan, 500 Warga Diisolasi

Cerita Satu Keluarga di Kabupaten Pekalongan Positif Corona, Berawal Sebuah Pertemuan di Bandara

Kalah Duel dari Pemilik Motor, Pelaku Curanmor di Semarang Tertangkap

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved