Virus Corona Jateng
Hasil Rapid Test 30 Peserta Ijtima Asal Banyumas Reaktif, Bupati: Secara Teori Inkubasi Sudah Lewat
Berdasarkan teori ilmu kesehatan, kata Husein, para peserta ijtima ulama semestinya telah melewati masa inkubasi
Hasil Rapid Test 30 Peserta Ijtima Ulama Asal Banyumas Reaktif, Bupati Husein: Secara Teori Inkubasi Sudah Lewat
KOMPAS.com - Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan rapid test corona (Covid-19) terhadap 192 orang yang terkait dengan acara ijtima ulama di Gowa Sulawesi Selatan.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, rapid test dilakukan terhadap sekitar 61 peserta ijtima ulama asal Banyumas dan 131 orang lainnya yang pernah kontak erat dengan yang bersangkutan.
"Semalam 192 kita rapid test, 61 ini induknya, kemudian cabang-cabangnya, artinya anak-anaknya, tetangganya.
• Jemaah Berhamburan saat Seorang Pria Ambruk Selesai Sholat Jumat, Jenazah Baru Dievakuasi Sore Hari
• Akal-akalan Sumiati, Langsung Lepas Bajunya di Depan Pemilik Warung saat Kepergok Ambil Rokok
• Ganjar Resah Melihat Pencegahan Corona di Semarang: Tidak Usah Ragu-ragu Terapkan PSBB
• Bisnis Ayahnya Bangkrut, Sahila Hisyam Tambah Uang Jajan dengan Jualan Kipas Saat Kelas 4 SD
Total 30 orang (hasilnya reaktif), ini rapid test, bukan swab," kata Husein, Sabtu (18/4/2020).
Menurut Husein 30 orang tersebut tersebar di beberapa wilayah.
Sebanyak 10 orang di antaranya merupakan waga Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.
"30 orang ini sudah dibawa ke rumah sakit semua untuk menjalani serangkain tes kesehatan.
Apabila kondisi kesehatannya baik, mereka akan dipindahkan ke tempat karantina (milik pemkab)," ujar Husein.
Husein mengatakan, hingga saat ini masih ada sekitar 18 orang terkait ijtima ulama yang belum menjalani rapid test.
Gugus Tugas akan bergerak cepat untuk melacak keberadaan orang-orang yang terkait dengan ijtima ulama.
Sementara itu, melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Husein meminta masyarakat tidak perlu panik.
"Ini nanti jangan menjadikan salah persepsi, maka menjadi panik. Rapid test itu indikator, masyarakat tidak usah panik,
karena ini masih dalam koridor yang dapat kami tangani dengan baik," jelas Husein.
Berdasarkan teori ilmu kesehatan, kata Husein, para peserta ijtima ulama semestinya telah melewati masa inkubasi.