Wabah Virus Corona
25 Pemandu Karaoke SK dan GBL Semarang Ditolak Warga saat Pulang Kampung, Dianggap Bawa Virus Corona
25 pemandu karaoke di kawasan eks lokalisasi Gambilangu (GBL) dan Sunan Kuning Semarang, Jawa Tengah, mengaku ditolak warga di kampung saat pulang.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 25 pemandu karaoke di kawasan eks lokalisasi Gambilangu (GBL) dan Sunan Kuning Semarang, Jawa Tengah, mengaku ditolak warga di kampung saat pulang.
Mereka dianggap membawa wabah virus corona Covid-19.
Terpaksa mereka indekos di sekitar GBL dan Sunan Kuning, sembari menunggu kepastian dari pemerintah kota setempat.
• Betrand Peto Menangis Sedih Tinggalkan Apartemen, Cegah Ruben Onsu Jual karena Alasan Ini
• Arif Sempat Tanyai Istrinya Sebelum Tewas Pesta Miras Oplosan dengan Siapa? Vera: Minum dengan Galon
• Banting Harga, Diskon Besar-besaran Fortuner Tembus Rp 100 Juta, Innova Rp 70 Juta
• Viral Foto Korban Begal Tergeletak di Pinggir Jalan di Semarang, Ini Faktanya

"Tempat karaoke sudah ditutup.
Tapi masih ada pemandu lagu yang mau pulang ke kampung halamannya katanya ditolak.
Maka mereka indekos di lingkungan GBL ini.
Kita beri mereka pembinaan hari ini.
Kami akan mengawal kepulangan mereka besok," kata Kepala Satpol PP Fajar Purwanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Sejatinya, menurut Fajar, kondisi kesehatan 25 pemandu sorak tersebut terus dipantau dan tidak ada dari mereka yang menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19 atau corona.
"Tadi kita cek suhu badan mereka normal semua rata rata 36 derajat.
Maka akan kami kawal kepulangan mereka ke daerah masing-masing paling lambat sebelum 24 April besok," katanya.
Ditutup karena wabah corona
Seperti diberitakan sebelumnya, Satpol PP Kota Semarang menutup semua lokasi hiburan malam setelah warbah corona melanda Kota Semarang dan sekitarnya.
Satpol PP juga akan menindak tegas kepada pelaku usaha yang nekat untuk membuka tempat hiburan di tengah pandemi Covid-19.
Fajar menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk menekan mata rantai penularan Covid-19 dengan mengurangi kerumunan.