Arief Budiman Berpulang
Arief Budiman Berpulang: Selamat Jalan Pejuang Demokrasi dan Inilah Kenangan Mantan Anak Didiknya
Arief Budiman, tokoh cendekiawan yang juga dikenal sebagai kakak kandung tokoh pergerakan Soe Ho Gie, Soe Ho Djien telah berpulang di rumahnya
Ayahnya seorang wartawan bernama Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa Arief aktif dalam kancah politik ikut menentang Lekra.
Kendati ikut melahirkan Orde Baru tapi tetap kritis pada pemerintahan Soeharto. Ia menikahi teman kuliahnya, Laila Chairani.
Arief memang dikenal memiliki sikap yang teguh dan keras kepada penguasa, tetapi ia juga tak segan memuji tokoh-tokoh yang memiliki sikap dan pandangan yang ia anggap baik untuk Indonesia walaupun tokoh yang ia puji bertentangan pendapat dengannya.
Dari segi intelektual, Arief sering menggunakan pemikiran strukturalisme untuk menggugat kapitalisme Orde Baru.
Ia kritis mempertanyakan masalah kebijakan pembangunan, kemiskinan, ketidakadilan, dan terabaikannya hak asasi manusia. Kritiknya tetap berlanjut meskipun rezim Soeharto telah berakhir.
Sebagai tokoh gerakan demokrasi, Arief menjadi semacam simpul dari berbagai aktivis gerakan yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, terutama pada awal 1980-an ketika gerakan mahasiswa bertransformasi menjadi berbagai kelompok diskusi dan kelompok studi.
Ketika ia masuk Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga pada 1981, semua gerakan di kampus itu sering dihubung- hubungkan punya afiliasi dengan dirinya.
Arief Budiman juga disebut manusia di tengah demonstrasi, termasuk pernah juga didemonstrasi beberapa mahasiswa UKSW.
Dipecat dari UKSW
Sejak 31 Oktober 1994, melalui surat keputusan yang ditandatangani ketua umum dan sekretaris Yayasan UKSW, Arief dipecat dengan tidak hormat dari posisinya sebagai tenaga akademik dan segala jabatan di UKSW.
Alasannya, Arief diianggap terus memprotes proses pemilihan rektor yang dianggapnya tak demokratis dan penuh kecurangan. Oleh pimpinan kampus UKSW, Arief Budiman dianggap merugikan dan merusak citra universitas.
Doktor Sosiologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (1981) yang sebelumnya mengenyam pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (lulus 1968) ini, sebenarnya pribadi yang suka humor.
Arief Budiman sering terlibat dalam konflik. Semua konflik dihayati sebagai usaha penegakan keadilan yang secara filosofis ia yakini sebagai episode yang tak akan pernah selesai dalam kehidupan.
Itulah yang membuatnya tidak pernah lelah berada di tengah kemelut konflik.
Harian Kompas, 11 Agustus 2018 memberitakan, Arief Budiman sempat mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia.
Selain itu, tentu juga peranan istri yang memahami sikap kejuangannya, Sitti Leila Chaerani yang dinikahinya tahun 1967, dua anaknya, Andrian Mitra Budiman (26) dan Susanti Kusumasari (24).
Mereka tinggal di rumah yang berwawasan ekologis di Desa Kemiri, Salatiga. Rumah tersebut diarsiteki oleh sahabatnya, sastrawan YB Mangunwijaya.(ris/tribunnetwork/kompas.com/cep)