Berita Wonosobo
Prakirawan Cuaca Jelaskan Fenomena Awan Caping di Atas Gunung Sindoro 25 April 2020
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG menjelaskan fenomena awan payung di atas Gunung Sindoro Jawa Tengah 25 April 2020.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Masyarakat di lereng gunung Sindoro baru-baru ini disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan.
Puncak gunung Sindoro tampak tertutupi awan.
Tetapi awan yang menyelimuti gunung itu terlihat berbeda dari biasanya.
• Zuraida Hanum Sebut Wanita Ini Jadi Penyebab Ia Membunuh Hakim Jamaluddin Suaminya: Kau Alasannya
• 2 Hari Setelah Kabur, Pasien Positif Corona Ini Meninggal, Bertemu Ratusan Orang, 1 Desa Diisolasi
• Alshad Ahmad Tak Lagi Berani Masuk Kandang Harimau, Terakhir Mata Hewan Peliharaannya Itu Menajam
• Disebut Begal di Medsos, 7 Pelajar Semarang Ini Ternyata Berniat Tawuran Lawan Anak Punk Peterongan
Awan putih berbentuk lingkaran tampak menaungi puncak gunung, seperti caping atau payung.
Fenomena langka ini pun menarik untuk diabadikan.
Tetapi di lain sisi, timbul rasa tanya bagi sebagian masyarakat terkait fenomena alam itu yang mungkin petanda sesuatu.
FOTO:

Prakirawan BMKG Cilacap Rendi Krisnawan menjelaskan, fenomena alam itu lazim terjadi di daerah gunung.
Fenomena alam itu diistilahkan sebagai awan topi atau cap cloud.
"Awan ini jenis klasifikasi awan menengah, yaitu altocumulus lentikularis,"katanya, Sabtu (25/4)
Rendi menjelaskan, awan topi terbentuk saat udara bergerak melewati pegunungan.
Sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi.
Faktor pendukung terbentuknya awan itu yakni udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan.
Selanjutnya, terkondensasi dan menghasilkan awan.
Menariknya, berbeda dengan awan jenis lain, awan topi memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya relatif tetap dan tidak bergerak.