Berita Sragen
Sering Ditemui Sosok Misterius di Rumah Hantu Tempat Karantina, Pemudik di Sragen Isolasi Mandiri
Tiga orang pemudik asal Sragen akhirnya berkomitmen untuk tertib menjalani karantina mandiri di rumah setelah sebelumnya mereka didapati masih keluyur
TRIBUNJATENG.COM - Tiga orang pemudik asal Sragen akhirnya berkomitmen untuk tertib menjalani karantina mandiri di rumah setelah sebelumnya mereka didapati masih keluyuran.
Komitmen itu mereka tegaskan setelah mereka menyerah karena sering dihantui sosok penampakan di rumah karantina yang disedikan pihak desa.
Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memang menyediakan rumah khusus untuk pemudik bandel.
• Setelah 9 Tahun Baru Tahu Ia Diselingkuhi Tiap hari, Selebgram ini Bongkar Cara Pacarnya Selingkuh
• Disebut Begal di Medsos, 7 Pelajar Semarang Ini Ternyata Berniat Tawuran Lawan Anak Punk Peterongan
• Hartopo Pastikan Graha Muria Telah Siap Dipakai Untuk Mengarantina Pemudik
• Ini Penjelasan Imam Syafii Melarang Terlalu Kenyang Saat Buka Puasa Ramadhan
Mereka menyebut rumah karantina itu sebagai rumah hantu karena warga memang sering melihat sosok penampakan di sana.
Rumah hantu itu disiapkan pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah.
Kepala Desa Sepat, Mulyono mengatakan, tiga pemudik tersebut merupakan warga Desa Sepat.
Mereka baru pulang mudik masing-masing dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan.
Karena dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing, ketiganya dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.
Baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Setelah kejadian itu, orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali memohon agar anaknya tersebut dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka.
Akhirnya dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah, ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.