Wabah Virus Corona
China Perkirakan Vaksin Virus Corona Siap Digunakan pada September 2020 Hanya untuk Kondisi Darurat
China mengatakan vaksin virus corona darurat bisa digunakan mulai September 2020. Sementara, vaksin bagi masyarakat umum dikabarkan tersedia pada aw
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
China Perkirakan Vaksin Virus Corona Siap Digunakan pada September 2020 Hanya untuk Keadaan Darurat
TRIBUNJATENG.COM- Berbagai perusahaan dan negara berlomba-lomba mengembangkan obat dan vaksin untuk virus corona.
Puluhan vaksin virus corona potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia. Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.
Namun kabar baik datang dari peneliti China.
• Jual Mobil yang Akan Ditarik Leasing, Eep Ditembak Pembeli, Jasadnya Dibuang Ke Sungai Citarum
• Amin Rais Akan Buat Perhitungan pada Kabinet Jokowi Baru, PDIP Ungkit Nadzar Amien Rais Jalan Kaki
• Viral Akun Reemar Martin Artis Tik Tok Filipina Diserang Netizen +62, Sempat Hilang Di-Report
• Reaksi Pria Berpisau Saat Rusak Mobil di Jalan Tol Setelah Tahu Penumpangnya Bintang Satu Polisi
Dilansir dari www.thesun.co.uk, China mengatakan vaksin virus corona darurat bisa digunakan mulai September 2020.
Sementara, vaksin bagi masyarakat umum dikabarkan tersedia pada awal tahun depan, bergantung perkembangan yang dilakukan para peneliti.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Dr Gao Fu, yakin bahwa Tiongkok dapat berperan sebagai obat sebelum akhir 2020.
Namun dia menegaskan bahwa vaksin tersebut hanya akan menjadi "vaksin darurat". Sedangkan untuk masyarakat luas, perlu dikaji kembali keamanannya.
Di CGTN, Dr Gao berkata: "Selalu dibutuhkan waktu untuk mengembangkan vaksin atau obat tertentu."
Dia menambahkan keselamatan masyarakat umum harus menjadi prioritas saat mengembangkan vaksin. Ilmuwan itu jelas tetapi inokulasi dapat diluncurkan awal jika ada wabah skala besar lainnya.
Dr Gao menambahkan, vaksin dapat diberikan kepada petugas kesehatan di garis depan jika berhasil dalam tes.
Cina mengklaim memiliki dua vaksin Covid-19 yang siap untuk uji klinis, dan ketiga masih dalam pengembangan. Banyak ilmuwan percaya vaksin tidak mungkin tersedia secara luas sampai pertengahan 2021.
Sementara itu, WHO mengingatkan butuh waktu lama untuk vaksin tersedia untuk keperluan publik. Para ilmuwan mengatakan uji klinis dan keamanan membutuhkan waktu sedikitnya 18 bulan.
“Waktu pengembangan kandidat virus ini banyak dihabiskan untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan vaksin untuk virus corona yang lain,” tutur Richard Hatchett, CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang berbasis di Oslo, Norwegia.
Sementara itu, dilansir dari kompas.com, tanpa vaksin dan obat, sebuah studi dari Harvard University mengabarkan social distancing diperlukan hingga tahun 2022.
Studi yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah mengatakan bahwa penerapan social distancing yang berselang-seling kemungkinan dibutuhkan sampai kira-kira tahun 2022 mendatang jika tidak ada vaksin atau obat farmasi yang mampu menyembuhkan virus corona.
Penelitian itu mengungkapkan bahwa total kejadian infeksi akibat Covid-19 selama lima tahun ke depan akan sangat bergantung pada sirkulasi teratur setelah gelombang pandemi di awal.
Pada akhirnya, tergantung pada durasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi Sars-Cov-2 itu.
Para peneliti mempelajari virus corona lain yang berkaitan dengan virus corona jenis baru (saat ini) yang menyebabkan Covid-19 mensimulasikan sejumlah hasil potensial untuk pandemi saat ini.
Mereka berpendapat menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang dilakukan hanya satu kali dapat mengakibatkan "epidemi puncak tunggal berkepanjangan" yang melelahkan sistem perawatan kesehatan.
"Jarak yang terputus-putus (berselang-seling) mungkin diperlukan hingga tahun 2022 kecuali jika kapasitas perawatan kritis meningkat secara substansial atau pengobatan atau vaksin (telah) tersedia," begitu ungkap para peneliti dalam studi tersebut.
Menurut penelitian dari studi tersebut, simulasi transmisi (penularan) ditemukan pada:
Semua skenario model, SARS-CoV-2 mampu menghasilkan wabah besar terlepas dari waktu pembentukan.
Sama seperti pandemi influenza, banyak skenario menyebabkan SARS-CoV-2 memasuki sirkulasi jangka panjang bersama dengan virus beta corona manusia lainnya.
Variasi penularan musiman yang tinggi dapat menyebabkan insidensi (angka kasus) puncak yang lebih kecil selama gelombang pandemi awal, namun wabah musim dingin dapat menyebabkan pengulangan insidensi yang lebih besar.
Kekebalan jangka panjang secara konsisten menyebabkan eliminasi efektif SARS-CoV-2 dan insiden infeksi keseluruhan yang lebih rendah.
Tingkat kekebalan silang yang rendah dari virus beta corona lain terhadap SARS-CoV-2 dapat membuat SARS-CoV-2 tampak mati, hanya untuk muncul kembali setelah beberapa tahun.
(*)
• KABAR TERBARU! Kapan THR PNS, TNI-Polri dan Pensiunan Tahun Ini Cair? Inilah Bocorannya
• Sampai Kapan Social Distancing Dilakukan?
• Kapan Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang I Diumumkan? Ini Penjelasannya
• WHO: 3 Vaksin Virus Corona Telah Diuji pada Manusia
TONTON DAN SUBSCRIBE: