Wabah Virus Corona
Inilah Remdesivir, Obat untuk Corona yang Disetujui BPOM AS dan Jepang, 50 Persen Pasien Membaik
Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya
TRIBUNJATENG.COM - Sementara waktu, obat Remdesivir menjadi obat untuk kesembuhan pasien corona.
Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.
Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya adalah obat remdesivir.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ayah Mertua Fitri Tropica Meninggal Dunia
• Reaksi Najwa Shihab Dengar Pengakuan Bupati Sragen soal Karantina di Rumah Hantu
• CDC Rilis 6 Gejala Baru Virus Corona, Badan Gemetar hingga Nyeri Otot
• Ini Biodata Viola Maria Bule Jerman Istri Daniel Mananta yang Jarang Terekspos
Seperti dilansir Kyodo News, Senin (27/4/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang akan segera menyetujui obat anti-virus remdesivir untuk pengobatan pasien coronavirus.
Secara terpisah seorang pejabat pemerintah mengatakan obat itu akan disetujui pada awal Mei untuk mengobati pasien Covid-19.
Di Jepang, selain Remdesivir juga ada obat anti-influenza Avigan yang akan melalui tes klinis hingga Juli.
Remdesivir sebelumnya dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS Gilead Sciences Inc. sebagai kemungkinan pengobatan untuk Ebola.
Hasil uji coba
Dilansir CNBC, Rabu (29/4/2020), Gilead Sciences mengatakan hasil uji coba obat remdesivir untuk mengobati pasien Covid-19 menunjukkan keberhasilan.
Setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis 5 hari membaik dan lebih dari setengahnya bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu 2 minggu.
Penasehat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci pada Rabu (29/4/2020), mengatakan uji coba obat remdesivir oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menunjukkan “kabar baik”.
Uji coba itu melibatkan sekitar 800 pasien.
Dia juga mengatakan obat itu akan menjadi standar perawatan baru untuk pasien Covid-19.
Sementara itu The US Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS tengah berdiskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir secepat mungkin dan sesuai keperluan.
Uji coba klinis Gilead yang lebih kecil melibatkan 397 pasien dengan kasus Covid-19 parah.