Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Inilah Remdesivir, Obat untuk Corona yang Disetujui BPOM AS dan Jepang, 50 Persen Pasien Membaik

Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya

Editor: galih permadi
(POOL/REUTERS)
Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19. 

TRIBUNJATENG.COM - Sementara waktu, obat Remdesivir menjadi obat untuk kesembuhan pasien corona.

Para ahli menguji berbagai obat untuk menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Salah satunya yang sudah mulai terlihat hasilnya adalah obat remdesivir.

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ayah Mertua Fitri Tropica Meninggal Dunia

Reaksi Najwa Shihab Dengar Pengakuan Bupati Sragen soal Karantina di Rumah Hantu

CDC Rilis 6 Gejala Baru Virus Corona, Badan Gemetar hingga Nyeri Otot

Ini Biodata Viola Maria Bule Jerman Istri Daniel Mananta yang Jarang Terekspos

Seperti dilansir Kyodo News, Senin (27/4/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang akan segera menyetujui obat anti-virus remdesivir untuk pengobatan pasien coronavirus.

Secara terpisah seorang pejabat pemerintah mengatakan obat itu akan disetujui pada awal Mei untuk mengobati pasien Covid-19.

Di Jepang, selain Remdesivir juga ada obat anti-influenza Avigan yang akan melalui tes klinis hingga Juli.

Remdesivir sebelumnya dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS Gilead Sciences Inc. sebagai kemungkinan pengobatan untuk Ebola.

Hasil uji coba

Dilansir CNBC, Rabu (29/4/2020), Gilead Sciences mengatakan hasil uji coba obat remdesivir untuk mengobati pasien Covid-19 menunjukkan keberhasilan.

Setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis 5 hari membaik dan lebih dari setengahnya bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu 2 minggu.

Penasehat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci pada Rabu (29/4/2020), mengatakan uji coba obat remdesivir oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menunjukkan “kabar baik”.

Uji coba itu melibatkan sekitar 800 pasien.

Dia juga mengatakan obat itu akan menjadi standar perawatan baru untuk pasien Covid-19.

Sementara itu The US Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS tengah berdiskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir secepat mungkin dan sesuai keperluan.

Uji coba klinis Gilead yang lebih kecil melibatkan 397 pasien dengan kasus Covid-19 parah.

Harapan baru

Studi ini melacak dua kelompok pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Satu kelompok menerima pengobatan remdesivir selama lima hari, sementara kelompok lain minum obat selama 10 hari.

Para peneliti mengatakan lebih dari separuh pasien di kedua kelompok tersebut dikeluarkan dari rumah sakit dalam 14 hari.

Remdesivir telah menunjukkan harapan dalam mengobati SARS dan MERS, yang juga disebabkan oleh virus corona.

Pejabat kesehatan AS mengatakan memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit akan memakan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan.

Sehingga penting untuk segera menemukan obat untuk Covid-19.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Remdesivir, Obat untuk Corona yang Disetujui BPOM AS dan Jepang"

Viral Komentar Kocak Gibran Retweet Unggahan Foto Jokowi Wisuda di UGM: Dapet Ducati

Beberapa Kali Tes Hasilnya Sheila Marcia Positif, Suaminya Sempat Terdiam: Serius, Yang?

Ini Biodata Imel Putri Cahyati Mantan Istri Sirajuddin Mahmud Suami Zaskia Gotik

Karena Corona, Dua Desa Ini Saling Balas Memblokir Jalan, yang Satu Pakai Bambu, Dibalas Pakai Batu

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved