Ramadhan 2020
Jajanan Serabi Khas Pegandon Kendal, Indah dan Suami Pertahankan Rasa dari Nenek
Serabi nampaknya masih menjadi makanan khas para pencari takjil saat ramadhan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
"Saya jualan sudah lama sejak kecil ikut ibu.
Awalnya mbah saya kemudian ibu terus sampai pada saya dan suami," terang Indah di sela-sela melayani pembeli, Minggu (3/5/2020).
Indah berjualan setiap hari tanpa mengenal bulan.
Di luar momen bulan puasa, keduanya biasa menjajakan serabinya melalui online.
Dari berjualan daring, para pembeli biasa datang ke rumahnya untuk mengambil pesanan, sebagian lain meminta untuk di hantarkan asalkan dalam jarak dekat.
Khusus momen ramadhan, Indah dan suami turun di pinggir jalan setiap pukul 15.00 hingga menjelang maghrib.
"Pagi beli bahan dan meraciknya, baru jam 3 sore mulai jualan sampai habis atau sebelum maghrib," ujarnya.
Bermodal 2 tungku pemanas tradisional, pasangan ini biasanya dapat menghabiskan 10 kilogram adonan tepung beras dalam sehari di bulan ramadhan.
Setiap 10 kilogram bisa menghasilkan 200 bungkus atau 200 tangkap serabi.
Setiap bungkusnya berisi setangkap serabi lengkap dengan sebungkus air santan dan air gula jawa dibanderol Rp 3.500.
Serabi buatannya bisa bertahan beberapa jam saja jika tidak dimasukkan dalam kulkas.
Hal tersebut lantaran banyaknya olahan kelapa pada serabi ditambah air santan membuat makanan satu ini tidak bertahan lama.
Berbeda dengan ramadhan biasanya.
Kata Indah, pada ramadhan tahun 2020 jumlah peminat serabi cenderung menurun.
Ia pun hanya bisa menjualakan 7-8 kilogram olahan tepung beras setiap hari.