Berita Viral
Bentuk Peduli Tetangga, Warga Surabaya Gantung Sembako di Dinding, Siapa Pun Boleh Ambil
Warga yang membutuhkan dapat mengambil sayuran, berbagai jenis bumbu, mi instan, lauk pauk, serta beras secara gratis sesuai kebutuhan
TRIBUNJATENG.COM - Warga Kampung Medokan Ayu Utara, Kota Surabaya, Jawa Timur, melakukan aksi sosial untuk warga terdampak pandemi Covid-19.
Aksi sosial itu dengan cara membagikan sembako atau bahan pokok yang digantung di dinding dan pagar rumah.
Warga yang membutuhkan dapat mengambil sayuran, berbagai jenis bumbu, mi instan, lauk pauk, serta beras secara gratis sesuai kebutuhan.
• Alasan Nagita Slavina Beli HP Bikin Nisya Ahmad Adik Raffi ahmad Geleng-geleng Kepala
• Menjelang Azan Maghrib SU Gerebek Istrinya yang Selingkuh, Minta Mereka Menikah Saja
• Nanya ke Mbah Minto Mau THR Apa, Ganjar Pranowo Dibuat Bingung: Kok Semuanya Mau
• Promo Superindo 4-7 Mei 2020, Promo Hari Kerja Ada Diskon hingga 40 Persen, Ini Daftarnya
Di gang 26 RT 4/RW 13 misalnya, aksi sosial yang digagas Deasy Prasetyo, seorang ibu rumah tangga ini dimulai sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Surabaya.
“Awalnya saya memberikan paket sembako bagi para tetangga,
terus kepikiran kenapa enggak dipajang di depan rumah biar warga yang membutuhkan tahu dan dapat ambil sendiri,” ujar Deasy dikutip dari Surya, Senin (4/5/2020).
Aksi yang dilakukan Deasy disambut hangat tetangga yang juga ingin berbagi.
Tak ada jumlah pasti paket yang disediakan setiap harinya,
tergantung dari para donatur.
“Tergantung dari donatur, biasanya mereka memberikannya dalam satu paket makanan seperti sayur sop, tumis kangkung yang dilengkapi dengan bumbu sekaligus,” jelasnya.
Melalui #gerakansayangsemua yang digagasnya, Deasy berharap paket sembako yang dibagikan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Aksi sosial ini juga dilakukan oleh warga RW 12, lewat ‘Aksi Jogo Tonggo’.
Aksi ini dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga sore hari.
Puluhan bahan makanan seperti sayuran, lauk pauk, bumbu dapur, minyak goreng, dan beras digantung rapi di dinding dan pagar rumah warga.
Kegiatan sosial itu disambut baik Sulastri (55).