Berita Klaten
Pemuda Klaten Rudi Swasto Mendunia, Desain Sepatunya Dipakai Pogba, Zidane, Hingga Beckham
Rudi Wasto, pemuda 31 tahun warga Dukuh Gabahan RT 002 RW 009, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten namanya 'nyaring' di dunia
TRIBUNJATENG.COM, KLATEN –Rudi Wasto, pemuda 31 tahun warga Dukuh Gabahan RT 002 RW 009, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten namanya 'nyaring' di dunia sepak bola internasional.
Di balik tangan dingin putra pasangan Sayono (65) dan Kusmiyati (60) itu, lahir karya sepatu-sepatu andalan yang digunakan untuk merumput di lapangan hijau di antaranya dipakai David Beckham, Paul Pogba, Mesut Ozil, Van Persie, Dani Alves hingga Zinedine Zidane.
Sehari-hari, Kusmiyati berjualan ikan bandeng di Pasar Jeblog, Kecamatan Karanganom, sementara bapaknya pecinta seni rupa.
• Karyanya Melegenda, Ini Foto-foto Rumah Megah Didi Kempot di Solo, Dekat dengan Pak Jokowi
• Didi Kempot Sempat Titip Salam ke Mbah Minto Melalui Youtuber Ucup Klaten
• Ada Suara Aneh di Loteng, Muncul Penampakan Terekam Zoom, Teman-teman Rob Histeris
• Boyamin Saiman Yakin Politisi PDIP Harun Masiku Sudah Meninggal, Ini Tanggapan KPK

Rudi merupakan pendesain sepatu asal Klaten yang karyanya diakui pemain bola kelas dunia.
"Rudi merupakan anak terakhir saya, Rudi mempunyai dua kakak yang bernama Ari Sansoko, dan Dian Kusworo," ungkap Kusmiyati kepada TribunSolo.com, Selasa (5/5/2020).
Kusmiyati mengaku keahlian Rudi mendesain turun dari sosok bapaknya, Sayono.
"Dia memang sudah punya bakat seni, bakatnya turun dari bapaknya," jawab Kusmiyati.
Terlebih selama ini Rudi menunjukan hasil desainnya kedua orang tuanya.
"Si Rudi sering nunjukin hasil karyanya ke kita," ucap Kusmiyati.
Kusmiyati bercerita perjalanan karier anaknya yang bekerja dahulu sebelum Rudi mendaftar diri menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Cikarang, Jawa Barat.
Sebelum ke perguruan tinggi, Rui merupakan lulusan 2008 di SMK Mikael Solo di tahun 2008.
"Rudi sudah merantau di Cikarang lebih dari 5 tahun, sehabis lulus dari SMK ia putuskan untuk bekerja dulu, namun dia putuskan mengambil kuliah sambil bekerja di sana, hingga 2018 dia diwisuda," terang dia.
Rudi sering berpindah-pindah dari perusahan satu ke perusahaan lain.
"Terakhir dia bekerja di PT Parmas," tutur dia.
Kusmiyati membeberkan langkah Rudi sebagai desainer mengalami jatuh bangun.