Berita Regional
Menhan Prabowo Subianto Bangga Orang Indonesia Ciptakan Ventilator, Lebih Murah Dibanding Amerika
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merasa bangga atas prestasi anak negeri yang mampu memproduksi sendiri ventilator.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merasa bangga atas prestasi anak negeri yang mampu memproduksi sendiri ventilator.
Pasalnya, saat ini ventilator merupakan alat yang paling sulit didapatkan karena sudah menjadi barang langka.
“Saudara boleh besar hati bahwa saudara telah menyumbang sesuatu yang signifikan untuk bangsa dan negara”, kata Prabowo kepada Syarif Hidayat, pencipta Ventilator Indonesia, Selasa (5/5/2020).
• Karyanya Melegenda, Ini Foto-foto Rumah Megah Didi Kempot di Solo, Dekat dengan Pak Jokowi
• Menhan Prabowo Subianto Ternyata Sobat Ambyar, Sering Putar Lagu Didi Kempot Saat di Mobil
• Almarhum Didi Kempot Tinggalkan 3 Anak dari 2 Istri Saputri dan Yan Vellia di Ngawi dan Solo
• Ketua RT di Solo Beberkan Nama dan Agama Didi Kempot di Kartu Keluarga, Tak Pakai Dionisius
Bagai oase di padang pasir, tangan dingin Syarif telah memberikan secercah harapan bagi para pasien Covid-19.
Apalagi, harga ventilator di dunia juga terbilang mahal. Harga satu ventilator bisa mencapai belasan ribu dolar Amerika Serikat.
Sementara, Ventilator buatan Indonesia bisa diproduksi dengan harga di bawah seribu dolar per satuannya.
Syarif Hidayat mengaku akan berkomitmen untuk membantu bangsa melewati wabah pandemi Covid-19 atau virus corona ini.
“Kami berkomitmen untuk menyumbangkan pada beberapa ratus unit pertama sesuai dengan dana yang dikumpulkan oleh masyarakat”, ujar Syarif saat memberikan keterangan pers (05/5/2020).
ITB
Institute Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB saat ini tengah membuat alat ventilator darurat.
Ventilator menjadi salah satu alat yang dibutuhkan di rumah sakit untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas.
Pada masa pandemi virus corona seperti saat ini, ventilator menjadi salah satu alat yang dibutuhkan, sementara jumlahnya terbatas.
Alat ventilator portabel yang diberi nama 'VentI' buatan ITB dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasar.
"Karena adanya kondisi pandemi Covid-19, maka saat ini supply chain alat kesehatan sudah tidak berfungsi baik.
Oleh karena itu, dalam kondisi darurat seperti sekarang, komponen diperoleh sesuai dengan yang tersedia di pasar," ujar Ketua Tim Pengembangan Ventilator Portabel yang juga Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Dr. Syarief Hidayat, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/4/2020).
Syarief mengatakan, ventilator tersebut telah dipresentasikan ke Kementerian BUMN pada Senin (30/3/2020).
“Sudah dipresentasikan ke kementerian, sudah dimulai prosesnya pengujian fungsi oleh BPFK (Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan). Besok BPFK ke Bandung rencananya,” ujar Syarief.
Syarief mengatakan, untuk tahap pertama, rencananya akan diproduksi 100 buah ventilator.
Alat tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam waktu sekitar 1-2 minggu.
“Didonasikan, jadi tidak dijual,” ujar Syarief.
Adapun, donasi ventilator ini akan dikirimkan ke rumah sakit seluruh wilayah Indonesia yang membutuhkan.
“Kriteria sedang disusun mana yang akan lebih dulu dapat. Siapa yang urgent nanti akan dikirim duluan. Tentunya setelah ijin edar keluar,” ujar Syarief.
Pembuatan alat melibatkan para ahli dari ITB, konsultan medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Untuk tahap awal, pembuatan alat sebanyak 100 buah ventilator diproduksi secara manual oleh dosen, mahasiswa ITB berbagai jurusan, teknisi serta tenaga-tenaga lain.
Seusai produksi pertama, alat akan diproduksi dengan jumlah lebih banyak dengan bekerja sama dengan industri yang ditargetkan selesai dalam waktu 2 minggu.
Vetilator Portabel Indonesia (VentI) sendiri merupakan alat bantu pernapasan dengan kegawatan level menengah dan tidak diperuntukkan untuk pasien ICU.
Alat ini disebut memiliki fungsi Continuous Positive Arway Pressure (CPAP), Continous Pressure Control (CPC), dan Synchronized Pressure Control (SPC).
(*)
• Achmad Purnomo Siapkan Surat Pengunduran Diri, Segera Dikumpulkan ke PDI
• Pecahan Beton Sampai Masuk Balai Desa, 3 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Pringapus Kab Semarang
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Tiga Tewas dalam Kecelakaan Tunggal Maut di Klepu Semarang
• Daftar Harga Ponsel Xiaomi Bulan Mei 2020, Ada Cashback untuk Xiaomi Redmi 8A Pro