Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Kreatif, Dokter di Banjarnegara Ciptakan Alat Bantu Pernafasan (Ventilator) dari Kipas Angin Bekas

Ventilator atau alat bantu pernafasan menjadi keburtuhan inti untuk penanganan pasien Covid 19 di rumah sakit.

Istimewa
dr Agus Ujianto memperlihatkan prototipe ventilator berbahan kipas angin bekas (ist) 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA -- Ventilator atau alat bantu pernafasan menjadi keburtuhan inti untuk penanganan pasien Covid 19 di rumah sakit.

Virus corona bisa menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga kadar oksigen tubuh turun dan membuat pasien sulit bernapas.

Alat ventilator bisa membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.

Sayangnya, ketersediaan alat kesehatan itu di rumah sakit masih terbatas.

Banyak rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan mengalami kekurangan respirator dan ventilator.

Minimnya alat ventilator yang dimiliki rumah sakit disebabkan mahalnya harga alat tersebut.

Di tengah keprihatinan itu, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB bersama asistennya M Arif Ali Hidayat mencoba mengembangkan prototipe ventilator mekanik sederhana berbahan dasar kipas angin bekas.

Bagian kipas angin bekas yang digunakan sementara ini hanya dinamo dan alat penyetel kecepatan gerak rotasi kipas.

Ini dimanfaatkan sebagai penggerak alat pompa yang nantinya membantu memompa oksigen menuju paru-paru pasien.

"Kita tahu harga ventilator di atas Rp1 miliar, bahkan saat ini kesulitan impor.

Makanya kita berdua diskusi dan cari jalan keluar,"kata Agus Ujianto

Ia berpikir menciptakan alat yang fungsinya sama namun harga jauh lebih murah.

Ia menengok teknologi di Jepang dan India, hingga tercetus ide memodif kipas angin agar memiliki fungsi sama dengan alat mahal itu.

Agus menjelaskan, ventilator merupakan mesin yang membantu memasukkan lebih banyak oksigen ke paru-paru dan mengeluarkan karbon dioksida.

Ventilator adalah peralatan teknologi cukup mewah yang dirancang untuk membantu seseorang bernapas secara efektif.

"Hal ini karena paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, kemudian ventilator membantu terjadi proses masuknya oksigen ke aliran darah, tambahnya.

M Arif ALi Hidayat mengatakan, tahapan paling sulit dalam proses pembuatan ventilator sederhana ini adalah menyamakan ritme nafas dengan ritme alat tersebut.

Tetapi berkat keuletannya, saat ini ritme tersebut sudah sinkron.

Menariknya, jika dihitung, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan satu ventilator ini tidak sampai menghabiskan dana Rp 5 juta.

Jika alat motoriknya baru, modalnya pun tidak sampai Rp10 juta.

"Saat ini masih apa adanya, namun secara prinsip kerja sudah oke,

ke depan akan kita tingkatkan untuk tampilan dengan casing yang bagus.

Untuk hal paten dan lainnya dokter Agus akan melengkapinya," kata M Arif.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat asal Banjarnegara Lasmi Indaryani mengapresiasi temuan Agus Ujianto dan M Arif ALi Hidayat.

Ia pun mewakili partainya siap memfasilitasi pengembangan penelitan alat tersebut.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan alat tersebut diproduksi di Banjarnegara dan dikembangkan untuk aksi kemanusiaan ke seluruh Indonesia.

"Ini bagus sekali, kita bisa patenkan menggunakan nama Banjarnegara. Kreatif, hemat biaya, dan bisa banyak membantu saudara kita yang membutuhkan," kata Lasmi. (*)

HEBOH! Meteor Jatuh di Surabaya, Ini Penjelasan LAPAN

Kisah Perjalanan Fitria Yusuf Ucapkan Dua Kalimat Syahadat, Tersinpirasi Ayah Bangun 1000 Masjid

BENARKAH Makan Gorengan Saat Berbuka Bisa Sebabkan Penuaan Dini Pada Kulit Wajah? Ini Kata Pakar

Kisah Tragis: Saat Ajal Jemput Begal Motor yang Tewas Diamuk Massa, Begini Kronologi Kejadiannya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved