Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Halimah Terpaksa Gadai 10 Gram Emas untuk Biaya Kebutuhan Sehari-hari

Halimah warga Cepiring terpaksa kembali menggadaikan emasnya guna mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
ANTRE PANGGILAN: Sejumlah nasabah terlihat sedang mengantre panggilan di kantor Pegadaian Cepiring, Sabtu (9/5/2020) kemarin. 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Halimah warga Cepiring terpaksa kembali menggadaikan emasnya guna mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Kali ini, ia menggadaikan gelang emas 10 gram untuk mengambil uang senilai Rp 7 juta.

Nilai tersebut menjadi yang terbesar ia menggadai barang akibat pandemi virus corona yang berkepanjangan.

Munadi Loncat dari Kasur Sambil Teriak Allahu Akbar saat Angin Puting Beliung Terjang Rumahnya

Viral Kisah Ali 3 Tahun Jadi ABK Kapal Tuna Jepang, 10 Jam Berdiri Angkat Ikan 200 Kilogram

Viral Mbah Slamet Diseret dari Mushola, Dilaporkan ke Ganjar Pranowo, Ini Fakta Sebenarnya

Patung Didi Kempot Diusulkan Dibangun di Stasiun Balapan, Wali Kota Solo: Boleh, Gampang

Halimah mengatakan, sulitnya mencari pekerjaan membuat ia kembali memasukkan perhiasannya untuk digadai.

Katanya, uang senilai Rp 7 juta yang bisa ia terima akan dipergunakan untuk mencukupi beberapa kebutuhan keluarganya.

Selain kebutuhan makan, uang tersebut juga dipergunakan untuk membayar sejumlah uang kuliah anak pertamanya.

Sementara 2 anak lainnya yang masih duduk di bangku sekolah SMA dan SMP hanya memerlukan sebagian kecil dana yang ada selama belajar dari rumah.

"Sebenarnya saya sering gadai, tarik ulur untuk kebutuhan anak.

Ini saya masukkan lagi terbesar biasanya tidak segini (10 gram)," ujarnya di Kendal, Minggu (10/5/2020).

Lebih lanjut, Halimah mengandalkan panenan tanamannya guna menebus barang yang ia gadai.

Hanya saja, hasil panen yang ia tunggu belum bisa dipastikan kapan waktunya, bisa beberapa minggu lagi atau 1 bulan ke depan.

Dirinya hanya ingin mencukupi kebuhan keluarganya semampu yang ia bisa.

"Nebusnya nanti nunggu panen yang penting uang ada dulu, kebutuhan banyak baru dipikirkan untuk menebusnya," ujarnya.

Selain Halimah, ratusan orang di Kendal mendatangi kantor Pegadaian setiap harinya.

Kebanyakan dari mereka melakukan gadai atau memperpanjang masa gadainya, sebagian lainnya melakukan penebusan barang yang digadai.

Berdasarkan data yang diterima tribunjateng.com dari Kantor Pegadaian Cabang Kendal, jumlah pegadai melonjak drastis.

Khususnya periode Februari-April 2020 dibandingkan waktu yang sama pada 2019.

Johanes Maryadi, Sales Head Pegadaian Kendal, menyampaikan jumlah dana yang pihaknya keluarkan untuk para pegadai melonjak Rp 19 miliar pada Akhir April 2020 dibanding 2019.

Kata Johanes, data menunjukkan 80 persen nasabah menggadaikan perhiasannya.

Sisanya berupa barang elektronik maupun barang bernilai jual lainnya.

Saat pandemi virus corona periode April 2020, jumlah uang yang dipinjamkan kepada masyarakat mencapai Rp 120 miliar.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan Rp 19 miliar dibandingkan besaran yang beredar di masyarakat pada April 2019 Rp 101 miliar.

Jumlah tersebut merupakan kalkulasi transaksi semua outlet cabang Pegadaian di Kendal, meliputi Cepiring, Rejosari, Weleri, Pegandon, Pekauman, Sukorejo, dan pasar Weleri.

"Untuk OSL atau outstanding loan atau bahasa mudahnya jumlah penyaluran pinjaman cabang Kendal meningkat dibanding tahun lalu.

Salah satu faktornya bisa jadi pandemi corona," jelasnya.

Pencapaian OSL tertinggi terjadi pada Maret 2020 mencapai Rp 122 miliar.

Kata Johanes, periode maret tersebut mengalami kenaikan jumlah OSL sebesar Rp 1 milar, sedangkan pada periode April kembali turun sebesar Rp 2 miliar.

Ia menyebutkan penurunan Rp 1-2 miliar dalam 2 bulan terakhir disebabkan lantaran sebagian besar warga Kendal memasuki masa panen.

Hasilnya, tak sedikit barang yang digadaikan kembali ditebus oleh masing-masing pemilik.

Meski masih tinggi dibanding tahun lalu, ia memprediksi jumlah OSL bisa saja semakin turun pada periode Mei pertengahan dan kembali meningkat pada Juni mendatang.

Hal tersebut tergantung situasi dan kondisi ekonomi masyarakat selama wabah virus corona belum berakhir.

"Prediksinya pasca lebaran nanti naik kembali. Ini trend yang biasa terjadi," katanya.

Lanjutnya, hingga akhir April 2020, jumlah barang yang digadaikan di Kendal mencapai 31.500 item mengalami kenaikan 14,84 persen dari tahun 2019.

Rinciannya, pada Februari 2020 jumlah barang gadai mencapai 11.000 senilai Rp 31 miliar.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan pada Maret 2020 sebanyak 100-200 item dengan total nilai 34,9 miliar.

Sedangkan pada periode April 2020, jumlah barang yang diterima Pegadaian turun di angka 9.600 item senilai Rp 29,7 miliar.

Pihaknya pun juga membatasi pelayanan operasional pegadaiaan yakni Senin-Jumat pukul 09.00 - 13.30 sedangkan pelayanan pada Sabtu dibuka pukul 09.00 -11.30 WIB guna membantu pencegahan penularan virus corona.

"Rata-rata barang yang masuk tiap hari 300-an senilai kurang lebih Rp 1,5 miliar," ujarnya.

Johanes berharap kepercayaan masyarakat untuk menitipkan atau menggadaikan barang melaui Pegadaian akan terus meningkat meski pandemi virus corona sudah berakhir nantinya. (Sam)

Suami yang Ceburkan Diri ke Sungai karena Cekcok dengan Istri Ditemukan Tewas, Jasad Hanyut 4 Km

Hukuman untuk Ratusan Pebalap Liar di Mijen, Disuruh Tuntun Motor Sejauh 2 Kilometer

Pos Indonesia Hadirkan Layanan Online, Teddy: Omzet Naik sampai 20 Persen dari Hari Biasa

Cari Handphone Harga Rp 5 Jutaan? Ini Daftar Bulan Mei 2020 dan Spesifikasinya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved