Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Hati Juriah Hancur Saat Tahu Jenazah Anaknya ABK Indonesia di Kapal China Dibuang ke Laut

Orang tua Ari, Juriah buka suara mengenai kesedihan yang dialaminya kehilangan putra kesayangannya.

Editor: galih permadi
TRIBUNNEWS.com
Juriah menunjukkan foto Ari, anaknya yang menjadi ABK di kapal China dan jenazahnya dilarung tanpa sepengetahuan keluarga. 

TRIBUNJATENG.COM, OGAN KOMERING ILIR - Hati Juriah hancur ketika mendapat kabar anaknya meninggal dan jenazahnya dibuang atau dilarung ke laut.

Sebanyak 4 dari 18 ABK meninggal dunia setelah bekerja di kapal tersebut.

Tiga orang meninggal ketika masih berada di atas kapal.

Detik-detik Pemuda Bogor Ngamuk Saat Ditegur Petugas PSBB, Pelaku Pukul Ketua Karang Taruna

Peneliti China Temukan Sperma Mengandung Virus Corona, Amankah Berhubungan Intim?

Cekcok dengan Istri, Suami Coba Bunuh Gorok Istri, Pelaku Lompat dari Lantai 2 Rumah Lalu Meninggal

Berawal Dituduh Curi HP, HM Injak Alquran Sebagai Wujud Sumpahnya, Berakhir Begini

Satu jenazah dipulangkan kepada keluarga.

Tiga ABK tersebut, yakni Al Fattah yang berusia 19 tahun, Sefri yang masih berusia 24 tahun, dan Ari yang juga berusia 24 tahun.

Satu dari tiga ABK yang jenazahnya dilarung dari kapal China adalah Ari. Remaja 24 tahun dari Ogan Komering Ilir, Sumetera Selatan.

Orang tua Ari, yang baru tahu anaknya telah meninggal dilarung sedih dan prihatin luar biasa.

Orang tua Ari, Juriah buka suara mengenai kesedihan yang dialaminya kehilangan putra kesayangannya.

Juriah mengaku tak bisa menghubungi Ari sejak bekerja menjadi anak buah kapal ( ABK) Kapal Long Xing 629 China.

"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," kata ayah Ari tersebut.

Juriah, saat ditemui di rumahnya di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, menceritakan, Ari telah merantau selama 14 bulan.

Selama itu juga, dirinya tak sedikit pun mendengar kabar dari Ari, yang telah menjadi tulang punggung keluarga.

Lalu, suatu saat ada seseorang yang mengaku bos Ari menelepon dan memintanya ke Jakarta.

Dirinya juga diminta untuk memberikan nomer rekening.

"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved