Berita Semarang
Survei Pembelajaran Online Bagi Guru Madrasah: Terkendala Kuota Internet & Tak Miliki Laptop
Kendala sering muncul adalah kuota internet yang terbatas, sinyal internet yang lemah, dan tidak memiliki hp atau laptop untuk guru madrasah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah memberlakukan belajar dari rumah bagi siswa-siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sejak pandemi virus corona.
Begitu juga yang dilakukan pada siswa-siswa madrasah, baik Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, maupun Madrasah Aliyah.
Pada praktiknya, para guru melakukan pembelajaran secara online, yakni dengan memanfaatkan berbagai perangkat digital, baik perangkat keras maupun lunak.
• Militer Jerman Hapus Israel dari Peta, Dijadikan Satu Warna dengan Palestina
• Patung Didi Kempot Diusulkan Dibangun di Stasiun Balapan, Wali Kota Solo: Boleh, Gampang
• Viral Video Gubernur Ganjar Minta Sekda Blora Mundur, Ada Apa?
• Muncul Sinyal Tanda Bahaya di Laut Indonesia Gegerkan SAR Dunia, Pencarian hingga 7 Jam
• Roy Kiyoshi Beli Psikotropika secara Online untuk Atasi Gangguan Susah Tidur
Bagaimana kesiapan para guru madrasah dan PAI dalam melakukan pembelajaran online? Perangkat apa yang digunakan? Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran online?
Dalam keterangan pernsya pada tribunjateng.com, para peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Kementerian Agama, Agus Iswanto, Umi Muzayanah, dan Siti Muawanah, melakukan survei secara online untuk mengetahui tiga pertanyaan tersebut.
Survei dilakukan kepada para guru madrasah dan PAI di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel non-probabilitas karena dilakukan secara online di masa pandemik Covid-19 yang dilakukan pada 13-23 April 2020.
Masing-masing derajat kesalahan pengambilan sampel di setiap provinsi berbeda, untuk Provinsi Jawa Timur derajat kesalahan pengambilan sampelnya adalah 2 % dengan jumlah sampel 7677 guru madrasah, dan 3139 untuk guru PAI.
Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah derajat kesalahan pengambilan sampelnya juga 2 % dengan jumlah sampel 3470 untuk guru madrasah, dan 1837 untuk guru PAI.
Adapun DIY, derajat kesalahan pengambilan sampelnya adalah 3 % dengan jumlah sampel 725 guru madrasah, dan 6 % dengan jumlah sampel 279 guru PAI.
Para guru madrasah dan guru PAI (82%) di Jawa Timur menyatakan bahwa mereka siap melakukan pembelajaran jarak jauh secara online. Meskipun demikian, 72 % guru madrasah dan 63 % guru PAI menyatakan bahwa mereka belum pernah mengikuti Diklat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran jarak jauh.
Mayoritas guru (63 % guru madrasah dan 59 % guru PAI) juga menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh secara online tidak mencapai target kurikulum.
Adapun, perangkat digital yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran online oleh para guru adalah whatsapp, google form, google dan classroom.
Kendala
Sedangkan kendala yang paling sering muncul adalah kuota internet yang terbatas, sinyal internet yang lemah, dan tidak memiliki hp atau laptop.
Para guru madrasah dan guru PAI (82 %) di Jawa Tengah menyatakan mereka siap melakukan pembelajaran jarak jauh secara online. Meskipun demikian, 81 % guru madrasah dan 72 % guru PAI menyatakan bahwa mereka belum pernah mengikuti Diklat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran jarak jauh.