Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Berjihad Melawan Corona

Menghadapi kondisi pandemi corona yang tak kunjung usai, membuat siapa pun pasti merasa jengkel. Rasa jengkel itu bisa jadi dipicu oleh rasa bosan

Penulis: rustam aji | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
RUSTAM AJI wartawan Tribun Jateng 

Oleh Rustam AJi

Wartawan Tribun Jateng

Menghadapi kondisi pandemi corona yang tak kunjung usai, membuat siapa pun pasti merasa jengkel. Rasa jengkel itu bisa jadi dipicu oleh rasa bosan.

Kebiasaan biasa di luar, yang kini harus berkutat di rumah, tentu membuat rasa tak nyaman. Bahkan, bisa pula memicu stress.

Namun, mau tidak mau, kondisi yang tidak biasa itu, untuk sementara harus dipatuhi, bila kita ingin selamat. Tidak terpapar virus corona menjadi tujuan utama. Apalagi, saat ini orang bisa terpapar virus meski tanpa gejala.

Karena itu, berdamai dengan keadaan adalah pilihan bijak. Berdamai dengan keadaan artinya kita mau menerima kondisi meski itu tidak sesuai dengan keinginan kita.

Kondisi realitas kasus corona yang masih terus meningkat merupakan fakta yang tidak bisa disepelekan. Karenanya, menentang segala kebijakan yang digulirkan pemerintah hanya merupakan sikap konyol yang bisa berujung pada terpapar virus corona.

Sejumlah bukti kegiatan-kegiatan yang tidak mengindahkan protokol kesehatan dan menyepelekan social distancing (jaga jarak), membuat pesertanya banyak yang positif terinfeksi corona.

Berdamai dengan keadaan, meski bukan pilihan yang enak, namun setidaknya hal itu akan menjadikan kita aman dari virus corona. Berdamai dengan keadaan, tentu tidak bermakna membiarkan virus corona terus menyebar dan menginfeksi diri kita. Tetapi lebih pada bagaimana kita bisa selalu sehat tetapi tetap bisa beraktivitas meski ada pandemi. Dan, itu sama halnya kita juga ikut memerangi corona.

Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al-Baqarah: 216: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Dalam konteks pandemi corona, maka kita wajib berjihad (perang) melawan corona. Jihad itu wajib bagi setiap individu, baik yang berada dalam garda terdepan sebagai tenaga medis maupun yang sedang di rumah aja.

Orang yang di rumah, apabila dimintai bantuan, maka ia harus memberikan bantuan, dan jika tidak dibutuhkan, maka hendaklah ia tetap di tempat (di rumah saja). Karena hal itu lebih baik, ketimbang harus pergi (ke laur rumah) namun menimbulkan madlarat. Membahayakan bagi diri maupun orang lain.

Karena itu, pada sisi lain, Allah SWT juga mengingatkan kita dalam Alquran surat Ar-Ra’d:11 bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akanmengubahnasibsuatu kaum hinggamereka mengubahdiri merekasendiri.”

Jadi sudah jelas, untuk memerangi corona, kita bisa mengambil peran masing-masing sesuai dengan kapasitas. Kita hanya perlu mengubah kebiasaan-kebiasaan yang menjadi pantangan di tengah pandemi. Pada sisi lain, pemerintah juga harus tetap konsisten dalam membuat kebijakan sehingga tidak menimbulkan ketidakpastian di tengah masyarakat.

Semoga, dengan jihad yang kita lakukan sesuai kapasitas masing-masing, pandemi corona segera berakhir dan kita bisa hidup normal, beraktivitas seperti sediakala. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved