Berita Nasional
Sepenggal Kisah Mengerikan Tragedi Mei 1998, Bau Mayat di Hero dan Teror Penjarahan
Caranya meminta dengan bahasa Tarzan, hanya dengan melambaikan tangan yang menggenggam segepok uang
"Pada 16 Mei saya mendapat telepon dari keponakan bahwa malam itu Jakarta Selatan akan kedatangan gerombolan perusuh atau penjarah dari Bogor melalui Depok dan mereka dikerahkan dengan tiga truk. Ia menambahkan, saat itu rumah-rumah di Lentengagung sudah dilempari batu dan meminta kami bersiap-siap, termasuk mengumpulkan surat-surat berharga, apa saja, untuk diamankan," tambah Slamet.
Tak pelak seluruh keluarganya jadi panik. Pintu pagar halaman depan rumahnya lantas digembok sore-sore, garasi ditutup rapat, dan pintu rumah selain dikunci dan digembok juga diganjal kursi.
Di tembok belakang rumah istrinya memasang tangga.
Kalau sampai perusuh memasuki halaman, mereka akan mengungsi ke rumah tetangga di belakang melalui pagar tembok.
Surat-surat penting sudah dimasukkan ke dalam map dan siap dibawa kabur.
Tapi malam itu tidak terjadi apa-apa. "Kedatangan perusuh yang dikerahkan dengan tiga truk itu hanya rumor yang ditiupkan oleh pihak tertentu," tutur Slamet.
• Pemuda yang Curi Truk di Kawunganten Cilacap Ditangkap, Pelaku Terancam Dipenjara 5 Tahun
• Petugas Tiket Mujinga Tewas Setelah Diludahi Orang yang Tertular Corona, Polisi Lakukan investigasi
• Bila Ajal Sudah Tiba, Wanita Cantik Ini Batuk lalu Meninggal Dunia di Jok Belakang Taksi Online
(Pernah dimuat di majalah Intisari edisi Juni 1998)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kisah Mengerikan Tragedi Mei 1998, Bau Mayat di Hero dan Tukang Palak Jalanan