Berita Demak
Warga Tambak Gojoyo Merasa Ditelantarkan Pemkab Demak: Entah Dukuh Ini Dibiarkan Hanyut atau Hilang
Dukuh terpencil bernama Tambak Gojoyo, Desa Wedung, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak rutin iuran mandiri dalam pembangunan infrastruktur.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Dukuh terpencil bernama Tambak Gojoyo, Desa Wedung, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak rutin iuran mandiri dalam pembangunan infrastruktur.
Kepala RT 1 RW 12, Syafa'adi menilai peran pemerintah desa dan kabupaten lamban dalam menangani persoalan infrastruktur dukuh yang harus menempuh 5 sampai 6 kilometer jalan bergelombang dan terjal dari tanah tersebut.
"Sudah tak terhitung jumlahnya warga iuran mandiri."
"Setiap ada kerusakan, pihaknya mengajak warga untuk iuran," jelasnya di Dukuh Tambak Gojoyo, Minggu (17/5/2020).
• 49 OTG Corona Blondo Salatiga Dapat Sumbangan Sayur Mayur Petani Gunung Telomoyo
• Warga Batang Dilarang Bayar Utang Pakai BLT Rp 300 Ribu Tiap Bulan
• Video Jembatan di Wedung Demak Roboh
• Ganjar Pranowo Diserang Hoaks Perbolehkan Warga Jateng Sholat Idul Fitri di Masjid
Ia menjelaskan, iuran terkahir warga berjumlah Rp 100 ribu per/KK untuk pembangunan jalan selesai Maret lalu.
Lanjutnya, jalan masuk dukuhnya tersebut harus melewati jalan bergelombang dan terjal sekira 5 sampai 6 kilometer.
Ia menjelaskan, di dukuh tersebut terdapat 8 RT sekira berjumlah 800 jiwa, atau 480 KK.
"Kalau hujan, susah dilewati," imbuhnya.
Terlebih, pihaknya menilai pemerintah Desa Wedung abai dengan kondisi di dukuh tersebut, misalnya robohnya jembatan penyeberangan orang beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah ke pemerintah desa mengusulkan pembangunan jembatan yang berukuran 35x1,5 meter tersebut.
"Karena tak mendapatkan respon, warga berinisiatif membangun jembatan tersebut menggunakan bambu, lantaran sudah mendekati lebaran."
"Bambunya sudah siap," jelasnya.
Ia juga menyayangkan sikap pemerintah desa yang justru membangun jembatan lain yang masih kokoh di Dukuh Tambak Gojoyo, yang secara asas kemanfaatannya lebih besar jembatan kampung dibandingkan jembatan tersebut.
Ia menyebut, jembatan tersebut berada di area tambak yang hanya satu dua orang saja yang melintas, lantaran kebanyakan menggunakan perahu.
"Jembatannya masih kokoh, dan terbuat dari cor."