Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

4 Warga Boyolali Kena Teror Corona, Telanjur Buka Kain Kafan & Mandikan Jenazah Positif Covid-19

Setidaknya ada empat warga Boyolali kena teror Corona setelah tak sengaja buka kain kafan dan mandikan jenazah pasien positif covid-19.

ISTIMEWA
Ilustrasi: simulasi pemulasaran jenazah pasien covid-19. 

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Setidaknya ada empat warga Boyolali kena teror Corona setelah tak sengaja buka kain kafan dan mandikan jenazah pasien positif covid-19.

Mereka wajib diagendakan untuk menjalani tes swab. 

Tes swab itu guna memastikan penularan virus kepada 4 orang tersebut. 

Viral Foto Patung Didi Kempot Akan Dipasang di Stasiun Balapan Solo, Ini Faktanya

Viral Ular Piton Raksasa Bergelantungan di Atap Rumah Warga, Melahap Bulat-bulat Seekor Posum

Viral Bocah Penjual Gorengan Dibully Beberapa Pemuda, Dipukul dan Didorong Sampai Tersungkur

Viral Bocah Perempuan di Lamongan Jadi Montir, Bantu Sang Ayah Saat Liburan Sekolah

Kejadian itu berawal saat pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Proses itu tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.

Adapun hasil swab PCR warga tersebut baru keluar selang dua hari setelah pemulasaraan dan menunjukkan hasil positif Covid-19.

Akibatnya, sebanyak kurang  lebih 19 orang kini menjalani karantina mandiri dan sedang menanti giliran uji rapid test serta swab PCR.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menyampaikan warga tersebut sempat dirawat Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta.

"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri kepada TribunSolo.com, Senin (18/5/2020).

"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.

Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.

Sebanyak kurang lebih 19 orang menghadiri acara pemulasaraan warga tersebut, termasuk di antaranya anak-anak.

"Sekitar ada 19 orang yang datang, dan yang membuka jenazahnya hanya 4 orang, yang menyaksikan ada anggota keluarga juga anak-anak," kata Ratri.

Selang dua hari pemulasaraan, tepatnya 16 Mei 2020, hasil tes swab PCR warga tersebut keluar dan menujukkan hasil positif Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved