Berita Kendal
Ditinggal Orangtua, Kakak Beradik Asal Kendal Mengenal Islam dengan Cara Berbeda dan Putuskan Mualaf
Keduanya mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi mualaf sesuai kemauan masing-masing.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: galih permadi
Melalui saudaranya di Hongkong, kedua laki-laki tersebut mendapatkan bantuan berupa makanan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Mereka merasa jauh dari ibadah dan pengetahuan agama.
Mulailah belajar dari membaca buku agama serta belajar dari pergaulan," lanjutnya.
Rubiyadi berharap dengan menjadi mualaf, kedua remaja ini dapat segera mendapat pendampingan dan bimbingan dalam bidang keagamaan oleh ummat Islam, khususnya warga Muhammadiyah.
“Kami segera mungkin carikan pendamping agama.
Warga juga melakukan pendampingan dan bimbingan di bidang aqidah, ibadah, dan kebutuhan hidup mereka.
Untuk kebutuhan ekonomi, kami berharap Lazismu bisa membantunya sampai kedua saudara kita itu mandiri," ujarnya.
Sekretaris Desa Ngareanak, Udiawan mengatakan, pada prinsipnya memilih agama adalah hak setiap warga Indonesia tanpa mengenal status dan kedudukan.
Setiap orang dibebaskan untuk memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing.
Atas setiap keputusan, sesama ummat beragama tidak boleh saling mencela agama lain.
"Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
Umat yang sama perlu mendukungnya, sedangkan umat lain perlu menghormatinya agamanya," katanya.
Aditia Kurniawan (25) mengatakan, ia bersyukur karena Yang Maha Kuasa telah menunjukkan agama kepada ia dan adiknya.
Meski melalui buku dan nasehat teman-temannya, ia berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi bersama adiknya.
"Kami bersyukur bisa dipertemukan dengan agama Islam.