Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2020

Salat Ied Berjamaah di Karanganyar Tetap Dilaksanakan, Pemkab Sudah Siapkan Alun-alun

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar tetap menjalankan Salat Idul Fitri 1441 Hijriah Alun-Alun Karanganyar.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
Lapangan Alun-Alun Karanganyar yang akan digunakan sebagai tempat Salat Idul Fitri 1441 Hijriah. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar tetap menjalankan Salat Idul Fitri 1441 Hijriah Alun-Alun Karanganyar.

Adapun Bupati Karanganyar, Juliyatmono akan memimpin langsung jalannya salat dengan menjadi iman sekaligus khotib Salat Idul Fitri di Alun-Alun Karanganyar.

Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.

M Nuh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Rp 2,550 M Tidak Ditangkap, Ternyata Bukan Pengusaha

2,5 Jam Mencari Rumah Bu Imas, Anggota DPR Ini Tak Kuasa Menahan Sedih saat Sampai, Ini Janjinya

Tetap Memeluknya saat Meregang Nyawa, Terungkap untuk Siapa Seikat Bunga yang Dibawa Okta

Tragis! Polwan Asik Selingkuh dengan Atasannya, Tak Sadar Anaknya Tewas Dalam Mobil Patroli

Bupati Karanganyar, Juliyatmono menjelaskan, kebijakan penyelenggaraan salat di tanah lapang itu tentu membawa konsekuensi.

Namun itu semua dikembalikan kepada masyarakat, memilih salat di rumah bersama keluarga inti atau hendak di mushola, masjid atau tanah lapang.

"Pilihan harus juga dengan penalaran rasionalitas.

Kami ingin ini bagian dari belajar.

Supaya persoalan agama murni ditempatkan sebagai persoalan yang sakral.

Momentum bersejarah, Salat Idul Fitri di tengah pandemi covid-19.

Ini akan menyentuh betul karena terasa dekat dengan tuhan.

Oleh karena sambil niatkan salat juga menggerakan batin, berdoa supaya covid-19 segera berlalu," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (22/5/2020).

Sambungnya, sambil memasuki peradaban baru atau new normal.

Tentunya dengan tetap konsisten terhadap diri sendiri, tetap jaga jarak, jaga kesehatan, dan mengenakan masker.

Menurutnya, jangan sampai wabah covid-19 dipersepsikan sebagai sesuatu yang mencekam dan menakutkan, hingga orang tidak berani melakukan aktivitas apapun.

"Keimanan bisa menjadi imunitas.

Menumbuhkan optimisme menyambut peradaban baru atau new normal," terangnya.

Terkiat pengawasan di daerah, lanjut Juliyatmono, perangkat desa dan tokoh masyarakat sudah berembug dengan sendirinya dalam menentukan pilihan mana yang terbaik.

Hendak menjalankan salat di rumah, mushola, masjid atau di tanah lapang.

"Sepanjang minimal pakai masker, sajadah bawa sendiri, cuci tangan pakai sabun.

Setelah itu pulang dan tidak perlu ada kerumunan, halal bihalal atau salaman.

Ini harus jadi budaya baru.

Karena pertanyaannya, siapapun tidak ada yang bisa menjawab, kapan covid-19 ini berkahir.

Kalau tidak ada yang bisa menjawab kapan berkahir, apakah yang harus dilakukan, berdiam diri terus di rumah," jelasnya.(Ais).

UPDATE Tersisa 2 Pasien Corona yang Dirawat di Kab Tegal, Bupati : Indonesia Jangan Sampai Terserah

Sempat Turun di Angka 300an, Kini Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Jateng Naik Lagi

5 Pasien Corona Sembuh, 1 di Antaranya Teman Bupati Banjarnegara : Kanca Sekelase Inyong Kiye

Bermodal Korek Api dan Tusuk Gigi, 2 Warga Jawa Barat Ini Gasak Rp 200 Juta dari ATM

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved