Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Update Corona Wonosobo Selasa 26 Mei 2020, 70 Positif Covid-19

Untuk update corona Wonosobo hari ini ada 70 kasus positif dari seluruh wilayah di Wonosobo.Pasien positif corona yang dirawat di Rumah Sakit ada 33 k

Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Coronawonosobo.go.id
Update Corona Wonosobo Selasa 26 Mei 2020, 70 Positif Covid-19 

Update Corona Wonosobo Selasa 26 Mei 2020, 70 Positif Covid-19

TRIBUNJATENG.COM - Update kasus virus Covid-19 atau Corona di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah hari ini, Selasa (26/5/2020).

Pemerintah kabupaten Wonosobo merilis data jumlah kasus dan juga peta penyebaran virus Corona di laman corona.wonosobokab.go.id.

Untuk update corona Wonosobo hari ini ada 70 kasus positif dari seluruh wilayah di Wonosobo.

Pasien positif corona yang dirawat di Rumah Sakit ada 33 kasus.

Dengan rincian 0 kasus meninggal dan 37 kasus sembuh.

Sedangkan PDP atau Pasien Dalam Pengawasan ada 240 kasus dan ODP sebanyak 2.041 kasus.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo mencatat, dari 240 kasus Pasien Dalam Pengawasan,  tercatat 6 meninggal dunia, 165 sembuh dan 69 masih dirawat.

Apakah Mandi Air Panas Bisa Mencegah Virus Corona Covid-19? Ini Penjelasan WHO

Apakah Virus Corona Bisa Ditularkan Lewat Nyamuk? Ini Penjelasan WHO

CDC Rilis 6 Gejala Baru Virus Corona, Badan Gemetar hingga Nyeri Otot

Sampai Kapan Social Distancing Dilakukan?

Sedangkan di Jawa Tengah, 1.350 warganya dinyatakan positif corona.

Dari 1.350 positif corona, 575 masih dirawat,  685 pasien positif dinyatakan sembuh dan 90 meninggal dunia.

Data tersebut bisa berubah sewaktu-waktu.

Masyarakat juga bisa mengakses langsung lewat smartphone.

Selain bisa megakses jumlah kasus yang terkonfirmasi, masyarakat juga bisa melihat kasus positif, PDP dan ODP di sekitar tempat tinggal lewat laman corona.jatengprov.go.id

Di lama tersebut juga tersedia daftar rumah sakit rujukan penanganan Corona yang ada di seluruh Jawa Tengah.

Serta data jumlah pasien yang dirawat di rumah skait tersebut.

Sebagai ikhtiar memutus mata rantai penyebaran virus corona, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengagas gerakan pola hidup baru, yakni hidup bersama Covid-19.

Gerakan ini pun telah disampaikan ke bupati dan wali kota di Jateng agar bisa bersama-sama bertindak.

"Mengingat angka-angka Covid-19 masih dinamis, maka kita harus dorong pola hidup baru.

Mulai sekarang kami buat 'Hidup Bersama Covid-19'.

Move on yuk.

Kita harus merubah pola hidup baru," kata Ganjar, Selasa (28/4/2020).

Sejumlah aspek kehidupan sosial diharuskan berubah sejalan pola hidup sehat agar terhindar dari corona.

Antara lain, masyarakat harus jaga jarak, kalau tidak bisa didenda oleh negara, selalu pakai masker, selalu cuci tangan pakai sabun.

Misalkan tidak ada air mengalir, bisa pakai disinfektan yang siap sedia di kantong masing-masing.

"Sehingga, dalam sistem sosial ekonomi kita berubah menjadi gaya atau pola hidup baru," jelasnya.

Kemudian, aspek sosial lain yang harus diperhatikan di antaranya kerumunan dibatasi maksimal empat orang dan harus berjarak.

Lalu, sistem antri dibuatkan garis dan titik dengan jarak. Begitu juga dengan sistem transportasi yakni harus longgar.

Begitu juga di pasar, pabrik, kantor harus ada protokol ketat untuk jaga jarak.

Aktivitas tersebut bisa dilakukan dengan terus menerus yang akhirnya menjadi kebiasaan atau gaya hidup.

"Hal itu bisa dilakukan agar kehidupan menjadi lebih mendekati normal. Ini tidak mudah tapi kita harus cari inovasi terus," ujarnya.

Soal keamanan di Jateng di tengah pandemi ini, Ganjar menyebut ada ekses dengan meningkatnya angka kriminalitas.

Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga tempat tinggal dengan menghidupkan ronda atau berpatroli malam.

"Kekuatan nilai-nilai kultural harus dibangkitkan lagi. Tepo sliro, gotong royong, tidak berebut," ucap orang nomor satu di Jateng ini.

Terkait ketahanan pangan di desa, ia minta seluruh bantuan masyarakat yang beragam sebaiknya dikumpulkan dalam satu tempat di lumbung pangan tingkat RT/RW atau kelurahan/desa.

Itu dilakukan supaya untuk mengurangi ekses sosial. Tidak hanya bantuan dari pemerintah tapi juga dari nonpemerintah, Baznas, CSR, donasi dan lain-lain.
(*)

TONTON DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved