Human Interest
Melihat Nyadran Goa Warga Talun Kacang Kandri di Tengah Pandemi
Adanya wabah corona tak menghalangi warga RW 3 Kampung Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang,
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
Melihat Nyadran Goa Warga Talun Kacang Kandri di Tengah Pandemi
TRIBUNJATENG.COM -- Adanya wabah corona tak menghalangi warga RW 3 Kampung Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, untuk menggelar Nyadran Goa di Goa Kreo, Selasa (26/5). Hanya saja, tradisi ini digelar sangat sederhana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dengan tetap memakai masker dan menjaga jarak, warga membawa sego kethek, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya ke puncak Goa Kreo dan berhenti di watu tenger.
Mereka berdoa bersama kemudian menyebar hasil bumi tersebut untuk monyet-monyet yang ada di Goa Kreo. Sementara, sego kethek, makanan khas warga setempat, dimakan bersama-sama usai tradisi.
Ketua RW 3 Kampung Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Danu Kasno, mengatakan, kegiatan nyadran goa ini merupakan wujud rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat yang didapatkan oleh warga.
Menurutnya, ini merupakan tradisi rutin warga Talun Kacang.
"Hampir seluruh warga kami mengikuti acara ini. Nyadran goa ini khusus dilakukan warga kami," kata Danu.
Danu menambahkan, biasanya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggelar sesaji Rewanda yang merupakan karnaval di objek wisata Goa Kreo. Kemudian dilanjutkan hari berikutnya warga setempat melakukan nyadran. Namun, kali ini sesaji Rewanda ditiadakan lantaran adanya covid-19.
"Biasanya ada sesaji Rewanda, karnaval. Hari ketiga khusus warga Talun Kacang Nyadran Goa. Nyadran tetap dilaksanakan dengan bawa gunungan-gunungan ke puncak," jelasnya.
Sementara, Kepala UPTD Goa Kreo, Mamit Sumitra, mengatakan, nyadran dilakukan oleh warga setempat dengan tetap menjaga jarak dan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sedangkan, sesaji Rewanda memang tidak diselenggarakan.
"Nyadran ini hanya diikuti oleh warga setempat saja. Tidak ada wisatawan karena Goa Kreo tetap tutup. Jadi, ini sangat sederhana. Dari tahun ke tahun memang dilaksanakan secara intern. Hanya biasanya ada sesaji Rewanda, tapi tahun ini tidak ada," terangnya.
Kondisi tahun ini, diakui Mamit, memang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, tingkat kunjungan ke Goa Kreo selama sepekan Lebaran mencapai 18 ribu wisatawan. Pada Lebaran kali ini, Goa Kreo masih tutup. Pihaknya belum memastikan kapan akan kembali buka.
"Kami sudah tutup sejak Maret lalu. Selama PKM (pembatasan kegiatan masyarakat) hingga 7 Juni mendatang, kami pun akan tetap tutup. Setelah itu, kami juga belum tahu buka atau tutup. Kami menunggu perkembangan dan perintah dari Disbudpar," paparnya.
Tak hanya Goa Kreo, Mamit menyebutkan, wisata Talun Kacang yang dikelola oleh warga setempat kini juga masih tutup. Bahkan, warga sudah memberi portal di pintu masuk menuju Talun Kacang dan Goa Kreo. Sehingga, hanya warga setempat saja yang diperbolehkan masuk.
"Wisata Talun Kacang juga tutup. Jadi, jalan masuk kampung sudah diportal oleh warga. Hanya warga setempat yang boleh masuk. Jika ada wisatawan harus putar balik," imbuhnya. (eyf)
• 4 Kecamatan di Kota Semarang Ini Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Sore Nanti, Simak Prakiraan Cuacanya
• KONYOL! Akhir Kisah Pencuri HP di Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Kini Jalani Karantina
• VIDEO : Perampok Gasak Uang 26 Juta dan Sekap Tiga Karyawan Minimarket
• Apa Ancaman Pidana jika Ketahuan Memalsukan SIKM? Ini 11 Sektor yang Diperbolehkan Membuat SIKM