Berita Demak
Pembangunan Fisik Proyek Tol Semarang-Demak Tahap 2 Berjalan 10 Persen
Pembangunan proyek tol Semarang Demak tahap 2 sedang memfokuskan pembangunan struktur jembatan, yakni Gumayang dan Kalituntang.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Pembangunan proyek tol Semarang Demak tahap 2 sedang memfokuskan pembangunan struktur jembatan, yakni Gumayang dan Kalituntang.
Humas PT Pembangunan Perumahan (PT PP) Infastruktur 1 Tol Semarang - Demak, Robby Sumarna mengatakan, pekerjaan pembangunan proyek tol Semarang Demak tahap dua.
Yaitu dari Loireng hingga Kadilangu tersebut terkendala material masuk ke lokasi proyek akibat pembatasan sosial di berbagai wilayah dampak covid 19.
• Viral Warung Makan Jual Ikan Gurame 3 Porsi Rp 1,3 Juta
• BREAKING NEWS: Tanah Longsor Tutup Tol Ungaran Arah Semarang, Kendaraan Keluar di Exit Toll Ungaran
• Warga Perum Bukit Manyaran Semarang Sering Dengar Suara Patahan Material di Bawah Rumah Tiap Malam
• Ini Isi DM Luna Maya Kepada Syahrini Saat Tahu Reino Barack Susul Inces di London
"Pembangunan fisik saat ini sudah berjalan 10 persen, kita fokuskan struktur jembatan," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/5/2020).
Ia menambahkan, di jalan Desa Dukun nantinya ada overpass, untuk mengantisipasi adanya banjir.
"Ada perubahan di jalan Dukun."
"Nantinya jalan desanya di atas jalan tol dan juga ada perbaikan beberapa saluran drainase," imbuhnya.
Ia menjelaskan, material yang masuk ke lokasi proyek saat ini dibatasi dengan mengikuti aturan standart penanganan covid 19, yakni dari 200 dump truk menjadi 30 sampai 50 dump truk setiap harinya.
Ia memperkirakan, adanya wabah ini menghambat pekerjaan pembangunan tol sekira 3 bulan, yang seharusnya telah merampungkan 15 persen pembangunan fisik saat ini.
Lanjutnya, target pembangunan tol Semarang Demak tahap dua yang berjarak 17 kilometer tersebut rampung pada Juli 2021.
Robby menambahkan, kendala lain datang dari pembebasan lahan yang belum rampung, seperti halnya desa Pulosari, Dukun dan tanah wakaf Kadilangu.
"Kita lewati dulu," jelasnya.
Ia menjelaskan, pembebasan lahan sejak 1987 tersebut saat ini masih dilakukan pengujian ulang di Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Ia menuturkan, bidang yang belum bebas di antaranya, 4 bidang di Desa Pulosari, 3 bidang di Desa Dukun, dan 80 bidang tanah wakaf Kadilangu.
"Di Dukun dan Pulosari terdapat sertifikat ganda, sedangkan di Kadilangu, informasi terkahir yang saya terima, hanya tinggal penentuan appraisal dan lokasi tanah pengganti," imbuhnya.