Berita Internasional
Viral Demonstran Floyd di Amerika Bertatto Gambar Kepulauan Indonesia, Ternyata Kelahiran Jawa
Dilansir kompas.com, foto seorang peserta unjuk rasa menjadi viral hingga ramai dibicarakan di Indonesia, tetapi juga dikutip media internasional.
TRIBUNJATENG.COM, PHILADELPHIA - Sebuah foto pria yang berdemo mendadak viral di media sosial.
Foto itu menampakkan ekspresi seorang pria hendak melempar sebuah benda.
Ada tatto kepulauan Indonesia pada lengan pria bertopi itu.
• Pria di Boyolali Tertular Virus Corona Setelah Memandikan Jenazah Pasien Covid-19 dari Jakarta
• Ayah di Kudus Meninggal Positif Virus Corona Setelah Anaknya Pulang dari Yogyakarta
• Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual Ikut Memburu
• Isi 3 Surat Wasiat Siti Julaekah, Wanita yang Bunuh Diri di Hotel di Semarang, 1 Surat untuk Suami
Siapakah dia?
Dilansir kompas.com, foto seorang peserta unjuk rasa menjadi viral hingga ramai dibicarakan di Indonesia, tetapi juga dikutip media internasional, yakni The Inquirer.
Penyebanya adalah, peserta unjuk rasa menentang kematian George Floyd di Amerika Serikat itu memiliki tato dengan gambar peta Indonesia, yang tampak cukup jelas di lengannya.
Namun aksi yang dilakukannya tidak terpuji, yakni hendak memecahkan kaca sebuah bangunan di Philadelphia.
Usut punya usut, pria tersebut bernama Rainey A Backues.
Senin (1/6/2020) pagi WIB, Rainey memberikan klarifikasi terkait foto dirinya tersebut di Instagram.
"Anda mungkin mengenali saya dari beberapa foto yang beredar di media sosial dalam beberapa jam terakhir."
"Jika Anda mengenal saya secara pribadi, Anda akan tahu bahwa apa yang terlihat di sana sangat berbeda dengan saya," ujarnya.
Rainey melanjutkan, ia biasanya mengawali hari dengan bersepeda setiap pagi.
Lalu, saat itu ia melalui Center City dan ikut melakukan demonstrasi.
"Awalnya saya ingin mendokumentasikan di Instagram Story tentang apa yang saya lihat untuk mereka yang berada di rumah."
"Tetapi, setelah malam berlalu, diri saya mulai merasakan kemarahan pada pembunuhan George Floyd dan perasaan ketidakadilan polisi nasional dari kerusuhan yang merebak."