Berita Regional
Lulusan SMP Ini Ciptakan Mobil Listrik dengan Tenaga Baterai Bekas Laptop
Seorang warga Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember berhasil menciptakan mobil bertenaga listrik. Mobil listrik menggunakan batre bekas laptop.
Tujuh tahun lalu, Sasmito mulai merakit sepeda listrik.
Sepeda listrik yang dibuatnya antara lain memiliki rangka sepeda BMX, sepeda lipat, juga rakitan atau modifikasi sendiri sehingga menyerupai sepeda motor, juga ada yang memiliki rangka sebuah merek sepeda motor.
Masing-masing sepeda memiliki baterai. "Seperti ponsel, baterainya dicharge (diisi) listrik. Semenjak memiliki sepeda listrik, kami tidak memakai sepeda motor BBM lagi," ujarnya.
Dulunya, keluarga Sasmito memiliki sepeda motor BBM. Namun karena sudah memiliki sepeda listrik, sepeda motor BBM itu akhirnya dijual.
Saat ini hanya sepeda listrik yang dimiliki, dan dipakai sehari-hari untuk bepergian di seputaran desa, bahkan sampai ke desa di luar Kecamatan Tempurejo.
Empat tahun lalu, Sasmito mulai merakit sebuah mobil listrik. Mobil listrik itu dirawat dan menjadi kendaraan operasional bekerja bagi Sasmito.
"Modelnya saja yang diganti-ganti. Pernah model mobil model kodok, pernah kayak mobil jenis SUV gitu, sekarang lagi trend jenis jeep, akhirnya diubah begini. Namun energinya sama, listrik. Mobil ini memakai baterai lithium bekas laptop yang bisa menyimpan listrik 2 kWh," ujar Sasmito.
Mobil listrik yang dirakit oleh Sasmito memakai bahan bekas.
Baterai yang menjadi penyimpan daya listrik adalah baterai bekas laptop. Bagian body mobil juga dari barang bekas. Kali ini bodynya memakai plat.
Meskipun sederhana, mobil listrik itu dilengkapi dengan lampu mobil, lampu sen, bel, juga audio yang otomatis hidup ketika mesin dinyalakan.
Bagian utama mobil itu ada di baterai penyimpan daya listrik. Mobil listrik berdaya 2 kWh itu mampu menemuh jarak sampai 50 Kilometer. Sementara sepeda listrik berbaterai 1 kWh, juga kuat untuk jarak tempuh sampai 50 Km.
Lelaki yang tidak mengenyam dunia pendidikan khusus elektronika itu mengaku bisa merakit kendaraan listrik karena hobi di dunia elektro. Dia belajar secara otodidak.
"Ya hanya lulus SMP saja. Tidak sekolah SMK elektro, atau kuliah," ujarnya. Dia mengenal dunia kelistrikan dari almarhum sang saya. Bapaknya bekerja sebagai tukang servis barang eletronik. Dia mengenal dunia itu dari ayahnya.
Hobi itu kemudian dia tekuni, dan terus dipelajari.
"Sekarang ditambah belajarnya gampang, ada internet. Kalau dulu, saya merakit radio komunikasi, jadi saling belajar dengan teman melalui radio komunikasi itu. Namun sekarang ada internet, malah lebih mudah belajarnya. Teman-teman komunitas banyak di Facebook, juga melihat tutorial dari Youtube," imbuhnya.