Berita Purbalingga
Pelaku Teror Pocong di Purbalingga Sudah Ditangkap, Polisi Belum Tetapkan Tersangka
Polisi masih dalami motif pelaku penyebar hoaks isu pocong yang menggegerkan masyarakat Purbalingga.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Polisi masih dalami motif pelaku penyebar hoaks isu pocong yang menggegerkan masyarakat Purbalingga.
Pelaku penyebar hoaks tersebut terungkap setelah jajaran Polres Purbalingga membentuk tim.
Ada dua pelaku yang telah digelandang di kepolisian.
• Dorce Gamalama Bermimpi Didatangi Orang Tua, Suruh Temui Raffi Ahmad
• Geng Kriminal Ini Menyamar jadi Dokter dan Kenakan APD, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan
• Mantan Kapolri & 2 Relawan Jokowi Duduki Kursi Komisaris BUMN Waskita Karya yang Baru
• Tukul Arwana Dilarang Menikah Lagi Oleh Anaknya
Kapolres Purbalingga AKBP Muchammad Syafi Maulla melalui Kasat Reskrim AKP Meiyan Priyantoro menuturkan dua orang tersebut telah dimintai keterangan.
Pelaku pertama berinisial YS (33) warga Desa/Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
Pelaku memposting video penampakan pocong di media sosial Facebook bernama Sibontot Irho.
"Pada postingan tersebut disebutkan kalimat jembatan kembangan lurr wates Klampok," jelasnya, Sabtu (6/6/2020).
Menurutnya, YS menyebutkan bahwa video dari status WhatsApp temannya.
Pelaku mengunggah melalui akun Facebook miliknya sembari menambahkan keterangan sehingga seolah-olah lokasi kejadian dalam video itu berada di Jembatan Kembangan wilayah Kecamatan Bukateja.
"Berdasarkan keterangan pelakunya ia melakukan postingan tersebut karena iseng.
Namun akibat postingan tersebut membuat resah masyarakat dan video telah beredar luas melalui media sosial," jelasnya, Sabtub(6/6/2020).
Pelaku lainnya, kata dia, berinisial ICS (15) warga Kecamatan Kutasari diamankan oleh polisi dari Polsek Kutasari.
Pelaku remaja itu mendapat video penampakan pocong dari saudaranya kemudian mengunggah sebagai status di WhatsApp miliknya.
"Saat dikonfirmasi oleh temannya ia mengatakan video tersebut diambilnya sendiri saat melintas di Desa Meri Kecamatan Kutasari.
Informasi tersebut akhirnya tersebar luas dan menimbulkan keresahan," jelasnya.