Berita Banjarnegara
Mengintip Sentra Konveksi di Desa Pelosok Banjarnegara, Tak Ada Pemuda Menganggur
Kisah pengusaha konveksi di Banjarnegara yang memberdayakan para pemuda di sekitarnya. Dampaknya, sulit menemukan poemuda menganggur di desa ini.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
Konsekuensinya, ia harus melepas pekerjaannya.
Poyo tentu tak ingin jadi pengangguran sekembali ke desa.
Karenanya, ia harus berpikir keras agar bisa tetap menafkahi keluarga.
Hingga muncul ide untuk merintis usaha konveksi di desa. Kenapa tidak, soal keahlian tak perlu ditanyakan.
Ia cukup berpengalaman memproduksi pakaian jadi. Beruntung ada pengusaha yang percaya dan mau bermitra dengannya.
Tinggal ia menyiapkan mesin produksi dan tenaga untuk menjahit bahan.
Poyo pun rela meminjam uang di Bank puluhan juta untuk membeli beberapa mesin jahit.
"Pertama mesinnya 6, terus nambah. Saya pinjam bank," katanya.
Siapa sangka, usahanya terus berkembang. Ia mendapat banyak orderan yang memaksanya meningkatkan kapasitas produksi. Poyo pun terus menambah mesin jahit hingga memperbanyak tenaga kerja.
Dari beberapa mesin jahit dan sejumlah pekerja, kini ia telah memerkerjakan 70 lebih karyawan dengan 60 an mesin produksi.
Ada yang bertugas menjahit bahan, mengobras, hingga buruh potong benang dan pengemasan (finishing).
Saat ini usahanya fokus memproduksi baju tidur (piyama) sesuai pesanan.
Setiap minggu, ia bisa mengirim ribuan pcs pakaian jadi ke pengusaha di Jakarta yang bermitra dengannya.
"Dulu saya orang sulit. Sekarang Alhamdulillah, rumah mobil ada," katanya.
Poyo bukan hanya berhasil menyejahterakan keluarga berkat usahanya.