Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Di Tubuhnya Ada Tumor 8,5 Kg, Prihanti Sempat Tak Tertangani RS karena Corona, Begini Akhirnya

Berbulan-bulan ia terkulai lemah di sebuah kamar yang menyatu dengan serambi masjid

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Penyerahan administrasi kependudukan kepada keluarga Prihanti 

Di Tubuhnya Ada Tumor 8,5 Kg, Prihanti Sempat Tak Tertangani RS karena Corona, Begini Akhirnya

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Entah bagaimana nasib Prihanti, warga Lampung kelahiran Kabupaten Banjarnegara jika tak segera tertangani.

Tumor di perutnya semakin besar dan mengganas.

Berbulan-bulan ia terkulai lemah di sebuah kamar yang menyatu dengan serambi masjid.

Mereka tiada tempat tinggal.

Viral Isi Catatan Dokter DDY Sebelum Meninggal karena Corona, Ayah dan Ibunya juga Meninggal

Tukang Bangunan di Semarang Tewas Terjatuh dari Ketinggian 3 Meter, Ini Kronologinya

Pasar Meteseh Ditutup Sementara karena Corona, Kini Delapan Pasar di Semarang Sudah Ditutup

Promo Superindo Hari Kerja 15-18 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen Ini Daftar Lengkapnya

Di situ keluarganya menumpang.

Suaminya, Habib bertugas mengurus membersihkan masjid.

Selainnya, orang tua itu bekerja serabutan dengan hasil tak menentu.

Tapi bukan ekonomi yang membebani pikiran keluarga itu saat ini.

Masalahnya, sakit Prihanti semakin tak tertahankan.

Ia sampai tak punya daya. Tubuhnya lunglai. Kondisinya mengenaskan.

"Di sana sempat sudah gak bisa makan dan minum. Gak punya daya,"kata Zakiatul, putri Prihanti yang baru lulus SMA ini

Keluarganya bukannya tinggal diam.

Mereka telah berjuang keras menyembuhkan Prihanti.

Keluarga sempat membawanya ke Puskesmas.

Tetapi alat medis di fasilitas kesehatan itu kurang lengkap.

Ia lantas dirujuk ke sebuah rumah sakit di Pringsewu Lampung.

Tetapi, kata Zakiatul, di rumah sakit itu Prihanti belum bisa ditangani.

Wanita malang itu kemudian dibawa pulang.

Di tengah kondisinya yang mengenaskan, wanita itu mestinya dirawat di rumah sakit.

Jelas, saat dirawat di rumah, kondisi Prihanti semakin memburuk.

Ia sampai susah mencerna makanan. Hingga tubuhnya melemas.

Prihanti akhirnya dirujuk ke sebuah rumah sakit besar di Bandar Lampung.

Tetapi keluarga itu harus gigit jari. Prihanti terpaksa dibawa pulang lagi.

Di tempat tinggalnya, kondisi Prihanti terus memburuk.

Ia pun kembali dibawa ke rumah sakit, namun tak juga menerima tindakan operasi.

"Gak bisa buat operasi, katanya alasan Covid 19,"katanya

Padahal Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah ada di genggaman.

Katanya pemerintah menjamin kesehatan warganya yang miskin.

Tapi nyatanya, pasien miskin itu tak kunjung mendapatkan penanganan.

Hingga rasa frustasi melanda. Kondisi Prihanti kian merana.

Upaya medis telah menemui jalan buntu. Keluarga akhirnya membawa wanita malang itu ke seorang tabib.

Tetapi ikhtiar itu pun tak berhasil. Tumor di perut Prihanti masih menderitainya.

"Di sana sudah berusaha secara medis gak ada yang menindaklanjuti. Akhirnya dibawa ke tabib,"katanya

Kondisi Prihanti menjadi keprihatinan keluarganya di Banjarnegara.

Tapi mereka tak kuasa berbuat banyak.

Widodo, adik Prihanti di Banjarnegara akhirnya meminta bantuan dokter di Rumah Sakit Islam Banjarnegara.

Tim RSI bersama The Plegia Banjarnegara akhirnya mau menjemput perempuan itu ke Lampung.

Pulau pun diseberang demi misi kemanusiaan.

Jika di sana tak tertangani, ada tim medis lain yang siap menolong dari pulau seberang.

Sampailah Prihanti di tanah kelahirannya, Banjarnegara.

Ia langsung mendapatkan perawatan medis. Prihanti lalu menerima tindakan operasi setelah kondisinya stabil.

Daging tumbuh seberat sekitar 8,5 kilogram di tubuhnya berhasil diangkat.

Biaya perawatan dan operasi Prihanti seluruhnya ditanggung pemerintah.

Meski bukan berstatus warga Banjarnegara, ia mendapatkan perlindungan dan perhatian lebih di daerah ini.

Prihanti dan keluarganya sepertinya tak akan pulang lagi ke Lampung.

Pemkab Banjarnegara telah mengurus kepindahan keluarga itu menjadi warga Banjarnegara.

Administrasi kependudukan keluarga itu pun telah diserahkan oleh Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono kemarin.

Mereka kini resmi menyandang status warga Banjarnegara.

"Di Banjarnegara masih tinggal di rumah adik, ini fokus sembuh dulu," katanya. (*)

Pasar Meteseh Ditutup Sementara karena Corona, Kini Delapan Pasar di Semarang Sudah Ditutup

Promo Superindo Hari Kerja 15-18 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen Ini Daftar Lengkapnya

Viral Isi Catatan Dokter DDY Sebelum Meninggal karena Corona, Ayah dan Ibunya juga Meninggal

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved