Berita Semarang
Shyfra Rela Begadang Setiap Hari Agar Lolos Seleksi Beasiswa ke Tiongkok
Haru bercampur senang terpancar di mata Shyfra Shallom Anglleeaho Winarso, lulusan SMA PL Don Bosko Semarang.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Haru bercampur senang terpancar di mata Shyfra Shallom Anglleeaho Winarso, lulusan SMA PL Don Bosko Semarang.
Matanya berkaca-kaca saat menandatangani beasiswa untuk menempuh pendidikan S1 bahasa mandarin ke Tiongkok.
Di temani sang ayah, gadis kelahiran 2001 silam itu menorehkan tandatangannya di secerca kertas.
• Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah
• Inilah Sosok Istri John Kei, Tetangga Ungkap Kebiasaanya Seperti yang Dilakukan Suami
• Lama Mengganjal, Ini Awal Mula Persoalan Tanah yang Membuat John Kei Merasa Dikhianati Nus Kei
• Mbah Kung Kakek Sugiono Indonesia Asli Surabaya Ngekos di Semarang
Beasiswa yang diperoleh Shyfra bukan hal kebetulan, karena proses melelahkan harus ia lalui.
Ia mengaku sering begadang untuk belajar bahasa mandarin agar lolos ujian HSK 3 yang menjadi standarisasi ujian bahasa mandarin.
"Awalnya saya minder, dan takut tidak lolos dalam ujian. Namun semangat dari orang tua membuat saya terus belajar," jelasnya saat ditemui Tribunjateng.com, usai menandatangani beasiswa di SD Tunas Harum Semarang, Rabu (24/6/2020).
Dilanjutkannya, ia terus bergelut dengan buku bahasa mandarin sebelum mengikuti seleksi beasiswa ke tiongkok.
"Untuk lolos ujian HSK 3, harus mengahafal 600 kata mandarin. Jadi setiap malam saya belajar menghafal ratusan kata tersebut," paparnya.
Ia juga harus belajar penulisan bahasa mandarin atau hanzi, serta piyin atau logat bahasa mandarin setiap hari.
"Termasuk kata dasar juga saya pelajari setiap hari sebelum mengikuti seleksi beasiswa ke Tiongkok," ucapnya.
Kerja keras Shyfra berbuah manis, di mana saat mengikuti seleksi beberapa waktu lalu ia dinyatakan lolos.
"Ada empat teman saya yang lolos, rasanya senang sekali, karena dengan belajar beasiswa ke Tiongkok saya bisa meringankan beban orang tua juga," paparnya.
Sementara itu, Agam ayah Shyfra, menjelaskan, anaknya punya cita-cita kuliah di luar negeri sejak si bangku sekolah dasar.
"Ia belajar terus dan mulai mendalami bahasa mandarin sejak kelas 10," jelas Agam yang mengaku tinggal di Pedurungan Kidul Kota Semarang itu.
Agam menuturkan, putrinya akan menempuh pendidikan di Tiongkok selama 3 tahun.