Berita Otomotif
Jangan Keliru hingga Mesin Rusak, Ini Aturan yang Benar Soal Interval Pergantian Oli Kendaraan
Pasalnya, bila sampai terlewat untuk menggantinya dengan yang baru, urusannya bisa panjang dan bisa membuat dompet kebobolan untuk memperbaikinya
Jangan Keliru hingga Mesin Rusak, Ini Aturan yang Benar Soal Interval Pergantian Oli Mesin
TRIBUNJATENG.COM - Karena memiliki masa pakai, sudah wajib hukumnya pemilik kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor memperhatikan kondisi oli atau pelumas pada mesin kendaraannya.
Perlu diperhatikan, kondisi pergantian oli tak bisa ditawar-tawar.
Pasalnya, bila sampai terlewat untuk menggantinya dengan yang baru, urusannya bisa panjang dan bisa membuat dompet kebobolan untuk memperbaikinya.
Namun demikian, ternyata sampai saat ini masih banyak pemilik kendaraan yang binggung, atau bahkan tak mengerti mengenai kapan tepatnya harus mengganti oli.
• Angga Wijaya Akui Egois: Buat Traktir Makan Dewi Perssik Masih Mikir Takut Uang Habis
• Artis FTV Ridho Ilahi Ditangkap karena Narkoba, Polisi Ungkap Sosok Bandarnya
• Rudal Sisa PD II di Cepu Akhirya Diledakkan Gegana Polda Jateng, Kaki Nanang Terluka Injak Siripnya
• Promo Superindo Hari Kerja 29 Juni-2 Juli 2020, Diskon hingga 40 Persen, Shampo hingga Minyak Goreng
Ada yang beragumentasi baiknya berdasarkan jarak tempuh
Ada pula yang menganjurkan berdasarkan patokan waktu.
Dari itu semua, ternyata menurut Technical Specialis PT Pertamina Lubricants Nurdin ST, pergantian oli yang baik itu harus berpatokan dari mana yang lebih dulu tercapai.
Artinya bila jarak tempuh belum tercapai tapi sudah waktunya ganti, baiknya diganti, demikian juga sebaliknya.

Ilustrasi ganti oli(Deltalube)
"Intinya keduanya benar, namun harus diperhatikan dari mana yang lebih dulu tercapai.
Contoh, OEM merekomendasi tiap 7.000 km atau maksimal enam bulan
Jadi dari kedua itu mana yang tercapai lebih dulu yah harus ganti," ucap Nurdin kepada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).
Dengan demikian, menurut Nurdin walau mobil atau motor jarang dipakai sehingga jarak tempuhnya belum mencapai 7.000 km, tapi waktunya sudah bulan keenam sejak pergantian terakhir, artinya kendaraan tetap wajib ganti oli.
Begitu juga ketika belum enam bulan tapi jarak tempuhnya sudah sampai 7.000, otomatis tetap wajib diganti dengan yang baru.
Nurdin mengatakan, selama ini banyak anggapan bila kendaraan yang jarang digunakan maka kondisi olinya masih bagus sehingga tak perlu mengganti meski waktunya sudah lewat.
Namun hal tersebut adalah suatu anggapan yang salah.
Ilustrasi ganti oli atau pelumas mesin mobil(http://www.jupitergaragesheffield.co.uk)
Karena pada dasarnya apa yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan, pasti juga sudah melalui proses riset serta kajian statistik yang matang.
Dengan demikian, meski mobil jarang dipakai, tapi ada potensi bila oli tersebut secara kualitasnya sudah menurun.
"Sehingga sesuai dengan karakter environment, kualitas BBM, perilaku pengemudi, dan kondisi jalanan di tempat tersebut.
Jika diterapkan dengan baik, maka akan memberikan reliability yang tinggi untuk kendaraan," ucap Nurdin.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Salah Kaprah Soal Interval Pergantian Oli Mesin Kendaraan