Berita Semarang
Sutiasih Optimis Buka Usaha Baru di Tengah Pandemi Corona
Dampak pandemi Covid-19 di sektor ekonomi salah satunya tampak pada melesunya berbagai bidang usaha.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dampak pandemi Covid-19 di sektor ekonomi salah satunya tampak pada melesunya berbagai bidang usaha.
Beberapa di antaranya gulung tikar dan bahkan ada pula yang banting setir menekuni usaha lain agar roda ekonomi tetap berjalan.
Namun hal lain dilakukan salah satu pelaku UMKM di Kota Semarang ini. Sutiasih namanya.
• Kunjungi Komjen Pol (Purn) Noer Ali, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Diguyur Petuah
• Klarifikasi Baim Wong Saat Disebut Berseteru dengan Nikita Mirzani Soal Karyawan
• Hotman Paris Cinta Berat pada Tamara Bleszynski: Gue Rela Gadai Berlian dan Kirim Lamborgini
• Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru 30 Juni 2020, Ada yang Turun Harga
Seorang anggota Rumah Kreatif BUMN Bank BRI Semarang itu tetap mempertahankan usaha kerajinan kulit yang telah digelutinya selama 15 tahun.
Bahkan, pemilik produksi bernama "Dias Genuine Leather" dengan produk dompet, tas, ikat pinggang, jaket, dan lainnya itu kini mengaku optimis untuk menggeluti usaha baru di dunia kuliner yang beralamat di jalan Padi 13/c no 25 Semarang.
"Dengan adanya pandemi seperti ini, saya berpikiran untuk membuka usaha baru lagi.
Akhirnya saya membuka warung makan Dias Food," ujarnya kepada tribunjateng.com, Senin (29/6/2020).
Menurut Sutiasih, bisnis kuliner ini merupakan pilihan yang tepat di tengah masa sulit menghadapi pandemi Covid-19.
Hal itu karena kata dia, makanan selalu dibutuhkan banyak orang.
"Dengan semangat yang pantang menyerah dan terus berinovasi yang membuahkan kepercayaan dari konsumen.
Saya yakin tidak ada usaha yang sia-sia, Alhamdulillah Dias food masih berdiri sekarang," terangnya.
Di samping itu, di tengah kembang kempis usaha kerajinan kulit miliknya yang beralamat di jalan Padi 13 c no 26 itu ia mengaku akan tetap optimis.
Terlebih produk dari bisnisnya itu telah dijual pula melalui e-commerce.
"Sangat berat bagi kami pelaku usaha mikro dengan perputaran modal yang minim.
Sedangkan penjualan kami sangat sepi, pamasukan berkurang bahkan kadang tidak ada sama sekali.