Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Cara Berpakaian Wanita Sering Dijadikan Pembenaran Pemerkosaan , Al Azhar dan Mufti Mesir:Itu Alasan

Otoritas Masjid Al Azhar dan Mufti Mesir menolak tindakan 'pembenaran' kekerasan seksual dan pemerkosaan dengan menyalahkan cara berpakaian wanita

Editor: muslimah
KHALED DESOUKI / AFP
Beberapa orang berjalan di sekitar masjid Al-Azhar di ibu kota Mesir, Kairo yang ditutup pada 20 Maret 2020, setelah otoritas agama Muslim di negara itu memutuskan untuk meniadakan sementara sholat Jumat, untuk menghindari pertemuan dan penyebaran penyakit Covid-19. 

Wanita seolah-olah dituntut untuk mampu menanggung pelecehan seksual yang dialami, termasuk sanksi sosial dari keluarga karena dianggap telah memberikan aib.

Dalam beberapa hari terakhir, para aktivis bereaksi keras terhadap dugaan kejahatan yang dilakukan Ahmed kepada 50 wanita.

Perlawanan keras terhadap pelaku dilakukan para aktivis melalui petisi online, yang akan diberikan kepada pihak berwenang untuk menguatkan tuntutan pengadilan.

Ada hampir 35.000 orang telah menandatangani petisi tersebut pada Minggu sore (6/7/2020).

Ada juga seruan bagi perempuan untuk belajar seni bela diri atau inisiasi untuk mengadakan pelatihan bela diri kepada wanita dewasa dan anak-anak tentang cara menghadapi pelecehan.

Pakaian wanita tidak bisa jadi alasan

Majalah lokal, Sawt Al Azhar, ikut memberikan dukungannya terhadap perjuangan para wanita dalam menegakan hukum untuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual.

"Diam atau melihat ke arah sebaliknya, ketika kejahatan itu menjadi ancaman bagi keamanan masyarakat dan mendorong pelanggaran," tulis majalah itu, yang mencerminkan pandangan dan kebijakan Otoritas Al Azhar.

Kemudian dituliskan bahwa pakaian wanita bisa menjadi obyek yang dipersalahkan dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual.

"Pakaian wanita, apa pun itu, bukanlah alasan untuk menyerang privasi, kebebasan, atau martabat mereka," ujar pernyataan itu.

Sebuah pernyataan terpisah dari Al Azhar menyerukan dukungan mereka bagi para wanita yang menuntut keadilan terhadap pelaku kejahatan dan mendesak anggota masyarakat untuk proaktif dalam menyikapi pelecehan atau kekerasan seksual.

"Menjadi pasif terhadap pelecehan tidak dapat diterima. Pelaku harus dibuat untuk berhenti dan diserahkan kepada polisi," kata pihak Al Azhar.

Otoritas Mufti yang menjadi acuan keagamaan negara itu menyebut bahwa pelecehan dan pemerkosaan adalah "dosa besar" dan menyerukan kepada pihak berwenang untuk menindak "tegas" terhadap para pelaku.

Mufti Mesir juga menolak gagasan bahwa akar pelecehan seksual dan pemerkosaan terletak pada cara berpakaian wanita. "Itu adalah alasan yang dibuat-buat," kata pihak Mufti. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ada Pemerkosaan sebab Cara Berpakaian Wanita, Al Azhar dan Mufti Mesir: Itu Alasan yang Dibuat-buat

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved