Berita Jateng
Ganjar Pranowo Marah Limbah di Blora Dibuang ke Bengawan Solo: Nekat, Tak Tutup!
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo geram dengan kembali tercemarnya aliran sungai Bengawan Solo.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo geram dengan kembali tercemarnya aliran sungai Bengawan Solo.
Ia memberikan peringatan keras kepada seluruh perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil untuk tidak membuang limbah ke sungai dan melaksanakan komitmen yang disepakati Desember 2019 lalu.
Dalam kesepakatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah memberikan waktu 12 bulan kepada seluruh perusahaan yang ada di bantaran Bengawan Solo untuk memperbaiki pengelolaan limbahnya.
• Kisah Kalistru Momode, Anak Timor Leste yang Diambil Tentara Indonesia pada Masa Perang
• Pengakuan Tersangka Pembunuh Vanny Yulianita Akhirnya Motifnya Terungkap
• Alasan Ganjar Ogah Perbaiki Jalur Evakuasi Merapi di Klaten Rusak Parah dan Sempat Viral
• Viral Tukang Parkir di Subang Tiba-tiba Datang Minta Uang Padahal Motor Tidak Parkir
Apabila selama 12 bulan itu tidak dilaksanakan dan perusahaan tetap membuang limbah ke sungai Bengawan Solo, maka Ganjar akan membawa ke jalur hukum.
"Hari ini terjadi pencemaran lagi, meskipun tidak separah tahun lalu."
"Selama ini kami sudah berusaha mengendalikan, relatif beberapa komunitas dan usaha kecil seperti pabrik ciu, peternakan babi, tekstil sudah memperbaiki."
"Tapi, hari ini ketahuan ada beberapa yang masih nekat membuang langsung limbahnya ke sungai," kata Ganjar usai memimpin rapat soal pencemaran Bengawan Solo di Gedung B lantai 5 kantor Gubernur Jateng, Kamis (9/7/2020) sesuai rilis yang diterima tribunjateng.com.
Dari rapat yang digelar dengan menggandeng instansi terkait dan perwakilan perusahaan, Ganjar mendapatkan fakta bahwa masih ada yang membuang limbahnya langsung ke sungai.
Bahkan sebelum rapat, Ganjar mendapat foto bagaimana pembuangan limbah dilakukan langsung ke Bengawan Solo di daerah Blora.
"Tadi juga dalam rapat, ada dua perusahaan besar yang kami mintai keterangan."
"Satu mengaku bahwa memang membuang langsung ke sungai karena ada kerusakan di mesin IPAL nya."
"Tadi dia mengaku salah dan sedang diperbaiki, satu atau dua hari selesai. Saya tegur keras tadi," terangnya.
Namun, Ganjar masih memberikan kesempatan pada perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan perbaikan.
Apabila tidak segera diperbaiki dan tetap nekat membuang limbah ke sungai, maka dirinya tidak segan untuk menutup pabrik itu.
"Maka saya peringatkan mereka, ini sudah masuk bulan ketujuh."