Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Geger 3 Batu Cagar Budaya di Jatibarang Semarang Hilang, Warga Sempat Lihat Pikap Mondar-mandir

Tiga batu cagar budaya di Kelurahan Jatibarang hilang. Dugaan kuat batu tersebut hilang lantaran dicuri.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Iwan Arifianto
Ngatini menunjukan lokasi hilangnya tiga batu cagar budaya berbentuk patung Ganesha, Lumpang dan ekor Ganesha di pertigaan Jalan Duduhan Raya atau perbatasan antara Kelurahan Jatibarang dan Kelurahan Mijen, Kamis (9/7/2020) pagi. 

Dia melanjutkan, hilangnya benda cagar budaya itu sempat membuat geger warga.

Pasalnya warga tidak menyangka, benda tersebut ada yang mencuri.

"Warga tidak tahu kalau benda itu ada nilai jualnya," ungkapnya.

Sejauh ini, kata Ngatini, warga hanya merawat batu itu seadanya.

Yakni hanya membersihkan batu itu tanpa ada perawatan khusus.

Bahkan batu itu sempat dibuat taman kecil namun rusak karena ada pelebaran jalan.

Dua batu cagar budaya berbentuk patung Ganesha dan Lumpang yang didokumentasikan warga di pertigaan Jalan Duduhan Raya atau perbatasan antara Kelurahan Jatibarang dan Kelurahan Mijen.
Dua batu cagar budaya berbentuk patung Ganesha dan Lumpang yang didokumentasikan warga di pertigaan Jalan Duduhan Raya atau perbatasan antara Kelurahan Jatibarang dan Kelurahan Mijen. (Istimewa)

"Warga juga bingung batu itu dilindungi atau memiliki nilai jual. Kami hanya merawat tanpa ada maksud tertentu," katanya.

Sedangkan Warga lain Nasikhin (29) mengaku, hilangnya batu cagar budaya tersebut diduga terjadi pada Rabu (8/7/2020) dinihari.

Sebab ada pengakuan warga ketika melintas di jalan itu masih melihat batu pada Selasa (7/7/2020) sekira pukul 00.00.

"Anak muda yang nongkrong di gang sebelah juga sempat melihat mobil pick up L 300 mondar mandir padahal sudah larut malam," jelasnya.

Kendati demikian, warga di lingkungan tersebut tidak menyangka bahwa setelah itu ada aksi pencurian batu cagar budaya.

"Jadi ketika pencurian warga hanya bisa kaget," terangnya.

Menurut Nasikhin, batu itu sudah ada di tempat tersebut mulai tahun 1991.

Sepengetahuan dia, benda itu dipindahkan warga dari candi Duduhan ke gang depan kampung atau lokasi saat ini.

Entah tujuan dan maksudnya dia kurang mengetahui.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved