Liga 1
Ternyata Bruno Silva Pernah Ditawari Persela Selain PSIS, Suporter Jadi Salah Satu Pertimbangan
Bomber PSIS Semarang asal Brasil, Bruno Silva menjelaskan awal kisahnya merantau dan melanjutkan karir sepakbolanya ke Indonesia.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bomber PSIS Semarang asal Brasil, Bruno Silva menjelaskan awal kisahnya merantau dan melanjutkan karir sepakbolanya ke Indonesia.
Pemain berusia 29 tahun tersebut pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 2018, dan bergabung bersama tim PSIS.
Namun rupanya, PSIS bukan satu-satunya klub yang menarik minat pada Bruno Silva untuk didatangkan.
• Baru Sehari Kota Solo Dinyatakan Zona Hitam, Hari Ini Pasien Positif Corona Bertambah 7
• Biaya Rumah Sakit Rp 45 Juta, Rizal Korban Keganasan Gangster Sukun Stress Semarang Butuh Bantuan
• Dilatarbelakangi Balas Dendam Sopir, Bus Terjun ke Waduk dan Bunuh 21 Penumpang
• Update Virus Corona Kota Semarang Selasa 14 Juli 2020, Semarang Utara Tertinggi Mijen Terendah
Bahkan, Bruno Silva sebetulnya lebih dahulu mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim Persela Lamongan.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, termasuk melihat fanatisme suporter, ayah dua anak ini memutuskan bergabung bersama PSIS.
"Ada dua klub yang menawari saya untuk bermain di Indonesia.
Ada Persela dan PSIS. Saya coba melihat Persela, mereka tim bagus.
Lalu saya melihat pertandingan PSIS, dua-tiga menit saya langsung memutuskan mau main di PSIS.
Saya mau main di Indonesia, dan mau main di PSIS.
Saya melihat fanatisme suporter PSIS," kata Bruno Silva dikutip dari video wawancaranya di aku. youtube official tim PSIS.
Ia mengatakan, PSIS sebagai salah satu tim legendaris di Indonesia juga menjadi salah satu pertimbangannya.
"Saya pastikan pilih PSIS karena PSIS satu klub tradisional dan tentu karena supporternya juga kotanya," ungkap Bruno.
Kini setelah bergabung bersama PSIS, Bruno sudah mencatatkan 22 gol semasa berkostum PSIS.
Layakkah disebut legenda?
Merespon hal tersebut, Bruno Silva mengaku tak terlalu memikirkan istilah legenda melekat pada dirinya.